Bismillahhirrahmannirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh...
Kapan hari bikin ini, menul-menul
montok bikin semangat. Tapi sayangnya proofing-nya
luaaaamaaaaa luaaar biasa, sampai tahu-tahu udah sore aja, jadi motretnya
gelap-gelapan. Harap maklum ya, saya belum bisa motret pakai cahaya selain
cahaya asli matahari. Pakai cahaya matahari aja masih pas-pasan menuju nggak
fotogenik, apalagi pakai cahaya lainnya, hehehe.
Ngomongin soal resep nih, saya
nemu resep ini dari blognya bunda Nina, salah satu blog ‘jujukan’ saya pertama kali
soal masak-memasak dan baking things,
selain belum pernah gagal pakai resepnya bunda Nina, resep yang di post di blognya bunda Nina dijamin
enaknya. Lhah kan saya nggak nyobain buatan bunda Nina ya, tapi... resepnya selalu
berhasil ciamik di tangan saya yang nggak bisa masak. Ajaib kan? Asal diikuti
bener-bener aja, In Sya Allah sukses. Hyuuk...
5 Thousand Dollars Starter Dough Bread
Source: blog bunda Nina @bund_nina
Bahan Adonan Biang:
105 gr tepung terigu protein
tinggi (tepung cakra)
45 gr tepung terigu protein
rendah (tepung kunci)
12 gr gula pasir
3 gr ragi instant (1/2 sdt + ¼
sdt)
120 ml air
Bahan Adonan Roti:
105 gr tepung terigu protein
tinggi (tepung cakra)
45 gr tepung terigu protein
rendah (tepung kunci)
12 gr susu bubuk
20 gr wijen putih (skip)
48 gr gula pasir
1 butir telur (berat 57 gr tanpa
kulit)
¼ sdt garam halus
36 gr margarin
Olesan:
1 kuning telur
Cara Membuat:
- Adonan Biang: campur semua bahan, aduk dan uleni hingga rata. Tutup dengan cling wrap, diamkan selama 2 jam pada suhu ruang.
- Setelah adonan biang difermentasikan selama 2 jam, masukkan semua bahan adonan roti kecuali margarin dan garam, uleni hingga kalis.
- Tambahkan garam dan margarin, uleni kembali hingga kalis elastis. Tutup dengan cling wrap dan fermentasikan kembali selama 1 jam atau sampai mengembang 2x lipat.
- Bagi adonan dan timbang seberat @55 gr, beri isian sesuai selera dan bentuk. Masukkan ke loyang bluder kecil-kecil yang sudah dioles margarin.
- Fermentasikan kembali selama 1 jam atau sampai mengembang 2x lipat. Setelah selesai proses fermentasi, olesi permukaan atas dengan kuning telur.
- Panggang dengan suhu 200’ selama kurang lebih 25 menit.
- Angkat dan siap disajikan.
Namanya unik? Iya, karena unik
ini saya jadi penasaran pengen nyobain bikin, rela nungguin proofing seharian, hehehe. Kalau perihal
kenapa namanya seperti itu, saya nggak paham ya, mungkin bisa ditanyakan ke
bunda Nina, hehehe. Mungkin bunda Nina juga nggak tahu, karena nggak disebutkan
juga di blognya. Tapi sepertinya cuma nama aja sih...
Apakah namanya secetar rotinya?
Hasil rotinya empuk sih, berserat halus, lembut juga setelah matang. Tapi
sayangnya roti agak sedikit mengeras keesokan harinya, padahal sudah saya
simpan di wadah kedap udara. Sementara saya lebih prefer resep roti yang biasa saya pakai untuk membuat pizza roll. Masih empuk dan lembut
sampai keesokan harinya.
Tapi saya masih penasaran sih,
mau nyoba bikin lagi nanti kalau ditempatkan di loyang tulban, karena bunda
Nina memakai loyang tulban, sementara saya iseng, pengen bikin kayak bluder, langsung
dalam porsi kecil, hehehe.
Saya skip penggunaan wijennya ya, soalnya memang lagi nggak punya. Semoga
next time ada wijennya buat bikin
lagi, mau lihat efek pakai dan tanpa wijen.
Untuk isian, saya pakai
macam-macam berdasarkan request suami saya, ada yang isi abon daging, blueberry, meises cokelat dan chococips. Semuanya enaak,
Alhamdulillah. Cuma saya masih belum lihai melipat-lipat isi, jadi isinya lebih
sering merembes keluar, hihi, jadi mesti lebih banyak belajar.
Yuuk, bikin...
Happy baking ^^
Salam,
Lisa.
blognya bagus sekali kak
BalasHapusalfamart karir