Minggu, 25 September 2016

Dadar Gulung



Bismillahhirrahmannirrahim. 

Assalamu’alaikum...

Karena saya punya parutan kelapa sisa membuat Bothok Tempe kemarin, daripada bingung-bingung, dan sayang juga kalau dibuang, maka diputuskan untuk mencoba membuat Dadar Gulung. Tahu Dadar Gulung kan? Itu lho, salah satu jajanan pasar yang terbuat dari telur dadar yang diisi dengan parutan kelapa, biasanya berwarna pink dan hijau. Karena proses memasak parutan kelapanya memakai gula, maka rasa yang ditimbulkan dari jajanan ini adalah manis dan beraroma pandan (kalau warna hijau yang ditimbulkan dibuat dari perasan daun pandan ataupun pasta pandan). 

Saya termasuk salah satu penggemar dari jajanan ini. Saya sering meminta ibu saya untuk membelikan jajanan ini ketika ibu saya pergi ke pasar. Saya pun nggak pernah membayangkan saya akan membuat jajanan ini sebelumnya. Karena sebenarnya, saya agak trauma untuk membuat makanan atau jajanan yang menggunakan kulit lumpia atau kulit dadar. Kenapa? Saya sering banget gagal saat proses pembuatan kulitnya. Entah bolong ditengah, entah ketebelan, entah gampang sobek, dan berbagai kemungkinan lainnya. Jadi membuat saya agak drama. Males nerusin tapi sudah terlanjur, mau nerusin, kulitnya rusak semua. Sedih dan dilema. Huhuhu.

Tapi, tetep maksa mau nyobain membuat Dadar Gulung sebagai akibat punya parutan kelapa. Hehehe. Sambil dag dig dug bikin kulitnya, akhirnya dimasak juga, hehehe.

Dadar Gulung
Source: combine ig @hanhanny (ig @doyanbaking) dan fb Daftar Menu Resep
Modified by me.

Bahan Kulit:
150 gr tepung terigu
1 sdm susu bubuk
1 butir telur
1 sdm tepung maizena
275 ml air santan (saya pakai 2 santan kara @65 ml + 145 ml air)
3 sdm gula pasir
Sejumput garam
Pasta Pandan secukupnya

Bahan Isi Unti Kelapa:
200 gr kelapa parut (saya pakai kelapa yang muda)
1 blok gula merah (sisir untuk mempermudah pelarutan)
½ gelas air
Garam sejumput
1 helai daun pandan (skip)

Cara Membuat Kulit:

  1. Campur tepung terigu, garam, telur, santan dan air, aduk sampai licin, kemudian saring sampai tidak ada yang bergerindil agar penampakan mulus saat dibuat dadar.
  2. Tambahkan pasta pandan secukupnya sampai didapatkan warna hijau yang diinginkan.
  3. Panaskan teflon dengan api kecil.
  4. Buat dadar titis-tipis dengan teflon anti lengket, lakukan sampai adonan kulit habis.


Cara Membuat Isi:

  1. Didihkan air dan masukkan gula merah, masak sampai gula larut dan saring.
  2. Didihkan kembali larutan gula merah, masukkan parutan kelapa dan garam, aduk hingga rata.
  3. Tes rasa, tambahkan gula pasir secukupnya jika dirasa kurang manis.
  4. Masak sampai parutan kelapa agak kering.
  5. Angkat. Dinginkan.


Cara Menggulung Dadar:
  1. Ambil satu lembar dadar, bentangkan di atas nampan, isi dengan 2 sdm unti kelapa (kurang lebih).
  2. Lipat sisi bawah dadar ke atas menutupi unti kelapa, kemudian lipat sisi kiri dan kanan dadar ke dalam, guling dadar dari bawah ke atas. Prinsip membuat gulungan dadar adalah seperti melipat amplop ya, hanya saja tidak dilipat tetapi digulung.
  3. Lakukan hingga habis.
  4. Siap di sajikan.
Dadar Gulung
Menurut resep dari @hanhanny, jika ingin dadar agak bolong-bolong (berrongga) seperti yang dijual di penjual Dadar Gulung, masukkan adonan saat wajan benar-benar panas sampai terdengar bunyi desirannya. Karena menurutnya, kulit Dadar Gulung memang seharusnya berrongga yang menjadikan itu sebagai ciri khas dari Dadar Gulung. Tapiii, karena saya ini amatir bangeet, saya nggak berani memasukkan adonan kalau teflon terlalu panas, karena kalau kita nggak ahli, dadar akan langsung terbentuk tebal di tengah sebelum teflon sempat diputar. Makanya saya memakai api yang sangat kecil agar saya bisa memutar teflon untuk melebarkan dadar. Begitu. Walhasil, dadar saya mulus bangeet, hehehe. Tapi, Alhamdulillah rasanya pas, tidak terlalu manis, siap disajikan sebagai camilan sore ditemani dengan teh hangat, sedaap...

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ya...


Salam,



Lisa.

Jumat, 23 September 2016

Hijab Review: Zara Plain



Bismillahhirrahmannirrahim.

Assalamu’alaikum...

Setelah membahas Hijab Plain 2 yang nge-hitz banget selama setahun terakhir ini, muncul hijab tandingannya yang juga menjadi favorit warga instagram. Sebelas-dua belas-lah dengan hijab Plain 2, hijab ini pun menjadi primadona dan memerlukan ‘extra effort’ untuk mendapatkannya. Hijab ini terkenal dengan sebutan Zara Plain. Nah, nggak asing juga kan dengan jenis hijab yang satu ini? Atau jangan-jangan sudah punya banyak serian warnanya?

Inilah hasil review ala-ala saya yang akhirnya ikutan beli juga, demi memuaskan rasa penasaran saya yang pengen tahu ‘sehebat’ apa sih hijab ini. Yuukk...

Komposisi bahan, tekstur dan kerapatan serat Hijab Zara Plain

Deskripsi Hijab:

  • Hijab Zara Plain juga merupakan salah satu hijab import dengan material berupa 70% Polyester, 20% Viscose dan 10% Nylon. Beda tipis dengan hijab Plain 2 ya. Hijab Zara Plain memiliki campuran 5% lebih banyak Polyester dan terdapat tambahan 10% Nylon jika dibandingkan dengan hijab Plain 2. Campuran material Hijab Zara Plain ini menjadikan bahan Hijab Zara Plain memiliki tekstur yang agak kusut namun tetap halus jika dipegang atau diraba.
  • Hijab Zara Plain juga sangat tipis, ringan sehingga tidak panas saat dipakai.
  • Hijab Zara Plain juga memiliki kerapatan serat benang yang renggang, tetapi memiliki rongga yang lebih sempit jika dibandingkan dengan Hijab Plain 2 namun Hijab Zara Plain sedikit lebih tipis.
  • Hijab Zara Plain adalah tipe pashmina dengan ukuran 200 x 100 cm, sama dengan Hijab Plain 2 tipe pashmina. Saya kurang tahu apakah Hijab Zara Plain juga memiliki tipe segi empat.
  • Hijab Zara Plain juga mudah diatur dan dibentuk. Ketika dipakai, hijan ini akan menempel di kepala dan badan kita alias tidak licin sama sekali. Untuk pemakaiannya pun bisa dengan menggunakan inner ataupun tanpa menggunakan inner. InshaALlah akan tetap rapi dan tidak akan bergeser untuk beraktivitas seharian. Jika dibandingkan dengan Hijab Plain 2, Hijab Zara Plain kurang begitu menempel ya, kalau Hijab Plain 2 akan menempel banget, tetapi kalau Hijab Zara Plain agak kusut sebagai akibat dari tekstur asli dari bahannya dan sedikit flowy, sehingga jika dibentuk akan terbentuk drapery dengan sendirinya dan sedikit bervolume. Menimbulkan kesan edgy, tidak serapi Hijab Plain 2.
  • Tekstur Hijab Zara Plain memang agak kusut dari sananya sesuai dengan sifat bahannya ya, jadi disetrika ataupun tidak disetrika tidak akan mengurangi kusutnya, hehehe. Solusi banget bagi temen-temen yang males atau nggak suka setrika. Hehehe. 
  • Tepian Hijab Zara Plain dijahit di bagian sisi panjangnya, sedangkan bagian ujungnya (atau sisi pendek) dibiarkan terbuka atau bertipe rawis. Rawisnya pun rawis kusut dan lebih kecil ya, sesuai dengan tipe bahannya yang juga kusut, sangat berbeda dengan rawis yang dimiliki oleh Hijab Plain 2.
  • Untuk pilihan warna, warna-warna Hijab Zara Plain hampir mirip dengan Hijab Plain 2, namun untuk hijab Zara Plain lebih banyak warna yang terlihat pudar.



Sifat bahan Hijab Zara Plain, tipis dan ringan namun tidak menerawang

Saran Perawatan:
Hijab Zara Plain memiliki warna-warna yang cenderung seperti warna pudar. Jadi, setelah dicuci, jemur di tempat yang teduh agar warna tidak mudah pudar. Untuk setrika optional ya, karena tekstur bahan Hijab Zara Plain sudah kusut, jadi hampir tidak ada perbedaan antara sudah disetrika ataupun belum. Ketika dilipat pun Hijab Zara Plain akan lebih bervolume jika dibandingkan dengan Hijab Plain 2. 

Saran Pemakaian:
  • Karena tekstur Hijab Zara Plain yang kusut dan bervolume, saya merasa kurang cocok jika memakai acara ini di acara formal seperti kondangan ataupun acara resmi lainnya. Hijab Zara Plain akan menimbulkan kesan santai dan kurang rapi walaupun pakaian kita sudah rapi or full dressed up
  • Hijab Zara Plain cocok dipakai sebagai daily hijab untuk pergi kuliah, jalan-jalan ataupun acara santai lainnya. Untuk pemakaiannya pun agak sedikit tricky ya, efek volumenya akan terlihat too much jika jika tidak membentuk atau melipatnya dengan baik. Jadi amankan dengan satu atau dua jarum untuk membuat tampilan menjadi sedikit lebih rapi.

That’s all. Semoga bermanfaat ya...

Salam,

Lisa.

Rabu, 21 September 2016

Selamat Idul Fitri 1437 H



Bismillah...

Assalamu’alaikum...

Wiih, sudah lama banget saya nggak posting di blog saya. Huhuhu. Sedih. Maaf ya, harap untuk dimaklumi, karena kesibukan Lebaran dan persiapan pindahan ke Ibukota cukup menguras waktu, tenaga dan otak. Terutama tentang tempat tinggal kami selama di Ibukota. Mungkin, saya dan suami saya terlalu pemilih, tapi kami sebenarnya hanya ingin memudahkan mobilitas pak suami ke kantor dan menyamankan saya selama berada di rumah. Jadi, kami memikirkan berbagai macam hal kemungkinan yang mungkin. Alhamdulillah, setelah semua sudah oke dan sesuai dengan keinginan, akhirnya saya bisa bebas blogging lagi. Finally Settled. Horeee...

Eh iya, karena nggak sempat untuk posting blog, saya pun melewatkan posting tentang Lebaran Idul Fitri sampai Lebaran Haji atau Idul Adha. Hehehe. Terlambat nggak apa-apa kan ya, daripada enggak sama sekali.


Taqaballahu minna wa minkum, Minal aidin wal faizin, Mohon maaf lahir dan batin ya...
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Semoga kita semua dapat kembali fitrah dan diizinkan untuk bertemu dengan Ramadhan tahun-tahun berikutnya, Amiiinn.


dan...


Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H. Semoga kita dapat belajar tentang arti ketaatan dan keikhlasan atas perintah Allah subhanahu wa ta’ala melalui kisah Nabi Ibrahim Alaihi Salam dan Nabi Ismail Alaihi Salam. Amiiinn.


Setiap Lebaran Idul Fitri, keluarga suami saya, mertua beserta kakak dan adik ipar, kami, selalu menyempatkan untuk mengambil foto keluarga. Ini foto saya bersama dengan keluarga suami (mertua, kakak dan adik ipar). Minus dua orang, istri kakak ipar dan anak pertamanya yang tidak ikut mudik ke Jawa karena kehamilannya yang lemah. Semoga tahun depan bisa berkumpul semua dan bertambah anggota balitanya. Amiinn.





Salam,


Lisa.