Kamis, 30 Juni 2016

What Makes Me Had to Go and Watch a Movie!



Bismillah.

Assalamualaikum...

What Makes Me Had to Go and Watch a Movie

A very simple and straight forward question, right?

Its a simple challenge and looks very interesting to me. I said to my self that I have to make a post about this. Although I am so late to do the submission on BEC. But its okay. I will take it as a note to my self.

So, a simple and direct question, yet got my interest throught the heart. As a movie lover, it makes me feel that I should tell you my reason. So here we go!

1. I love watching movie
I really like movie. I really enjoy watching movies, whether in cinema or by my self using my personal computer. I could even say that I have a hobby of watching a movie. I could even isolate my self all day in my room just to watch a movie. Especially if I’m watching Korean Drama. I also have not any slept for spending every episode of the Korean Drama. Because it’s so interesting to me and I got so curious about whats next, I can’t stand to wait or leave a single minute. Hehe. But, not all types of movies that I prefer, my favorite movies are romantic, comedy, drama, cartoon, etc except thrill and horror. Don’t expect I will watch this types of movies. It will never happen!
 
2. If people are talking about it and they have interesting conclusions or satisfied about the movie, then I had to go too.
Because it’s by nature I have a hobby of watching movies, then when people are talking about it, like my friends and they have the same conclusion that the movie is interesting or satisfied, so I felt I had to watch as well to prove it.

You should go to a cinema if people are talking about the movie

3. From its ads seems attractive.
Just like a new product, movies are also have trailers that they use as an ads to attract the audience. And I was one of those who easily persuaded by movies ads and trailers. Hehehe.
 
4. I have already watched the first one, then I was so curious whether it will be made a sequel.
When watching a movie and that movie turned out to be made a sequel, so I don’t want to miss, I want to know how the continuation of the story.

5. I have already read the novel and looks interesting if it was turned into a movie.
When a novel turned into a movie, and I consider it as an interesting novel, then I need to watch the movie. Although at the end of the movie will be filled with discussions that essentially compares the content of the novel and the movie. 

6. Quality time with my husband
Watching movies is one way for me to have quality time with my husband. Usually, we set off early, buy tickets for one to two hours earlier. Fill our stomach first while strolling around before entering the cinema.
Our date will ended by discussing things about the movie that we watched on the way home until we are going to bed. The discussion will start from the actor and actress, the story of the movie, scenes, the possibility of a sequel, and everything. This method has never failed to establish our quality time, helping to understand each other through what we like and dislike.

That’s all.

What about you? Do you have the same reasons to go and watch a movie as me?



Salam,



Lisa.

Rabu, 29 Juni 2016

Nastar 3 Warna



Bismillah.

Assalamualaikum...

Alhamdulillah puasa tahun ini sudah memasuki minggu ketiga Bulan Ramadhan, artinya Bulan Ramadhan hanya tinggal satu minggu lagi! Cepet bangeet... Antara sedih dan senang ya, sedihnya harus berpisah dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, berkah dan ampunan. Tapi senengnya segera bertemu dengan Bulan Syawal alias Hari Raya Idul Fitri. Semoga masih diizinkan bertemu dengan Bulan Ramadhan dan Bulan Syawal di tahun-tahun berikutnya, Amiin... *mendadak baper

Karena Bulan Ramadhan hanya tinggal satu minggu lagi dan otomatis Bulan Syawal yang menandakan Hari Raya Idul Fitri sudah semakin dekat, maka bertebaranlah resep-resep dan hasil re-cook berbagai kue dan hidangan Hari Raya Idul Fitri di timeline socmed saya. membuat saya ter-baper-ria dan geregetan. Walhasil, saya pun jadi ikutan latah juga, pengen ikutan bebikin, sambil itung-itung belajar dan persiapan. Hehehe. Dan inilah hasil umek-umek saya seharian kemarin, nyontek resep dari Bunda Nina yang sudah sering saya stalking blog-nya. Yuk ah...

Nastar 3 Warna
Modified by me

Bahan:
250 gr butter
250 gr margarin
100 gr gula halus
4 btr kuning telur
700 gr tepung terigu serbaguna atau tepung terigu protein rendah
4 sdm susu bubuk full cream (pakai 1 sachet @27 gr)
Pewarna makanan orange dan hijau
50 gr white cooking chocholate untuk hiasan

Isian:
Selai Nanas homemade

Olesan:
2 btr kuning telur

Cara Membuat:

  1. Kocok butter, margarin, gula halus dan telur dengan kecepatan rendah, sampai tercampur rata.
  2. Masukkan campuran tepung terigu dan susu bubuk yang sudah diayak sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.
  3. Bagi adonan menjadi tiga bagian, masukkan satu sampai dua tetes pewarna makanan orange untuk satu bagian adonan, pewarna hijau untuk adonan kedua dan biarkan adonan ketiga tanpa warna atau warna kuning asli dari kue. Uleni hingga warna tercampur rata.
  4. Ambil adonan, pipihkan, beri isian dan bulatkan. Atau bisa dibentuk sesuai selera. Tata diatas loyang yang telah dioles margarin tipis-tipis. Lakukan hingga adonan habis.
  5. Oven hingga setengah matang kemudian keluarkan dari oven.
  6. Biarkan uap panasnya hilang, baru dioles dengan kuning telur.
  7. Oven kembali hingga matang dan berwarna keemasan.
  8. Angkat dan dinginkan diatas cooling rack.
  9. Lelehkan white cooking chocholate, hias nastar dengan wcc secara melintang diagonal, biarkan wcc membeku, masukkan ke dalam wadah kedap udara.




Selai Nanas Homemade
Modified by me

Bahan:
4 buah nanas ukuran sedang (pilih yang manis)
10-12 sdm atau 100-120 gr gula pasir (bisa ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan kadar manis nanas)
¼ sdt garam
3 batang kayu manis bubuk

Cara Membuat:

  1. Kupas dan cuci bersih nanas, kemudian parut atau blender. Jika menggunakan blender, jangan sampai terlalu halus, agar masih kelihatan serat-serat nanasnya.
  2. Masak nanas hingga airnya habis dan mengering.
  3. Tambahkan garam dan gula pasir. Aduk terus hingga terasa lengket dan airnya habis. Matikan api.
  4. Dinginkan selai atau sebelum dipakai bisa disimpan dulu di lemari es agar menjadi lebih kering dan mudah dipulung.


Ini  merupakan pertama kalinya saya membuat nastar sendiri dengan selai nanas homemade, biasanya kami sekeluarga lebih memilih untuk membeli jadi semua kue-kue untuk hidangan Hari Raya Idul Fitri, mengingat betapa malasnya kami, hahaha. Sempat nggak PD juga sih, takut gagal dan semacamnya, layaknya percobaan pertama kali. Tapi Alhamdulillah berhasil semua, dan tentu selai nanasnya enak banget, kita bisa mengatur kadar manis dari selainya sendiri sesuai dengan keinginan kita.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ya...


Salam,


Lisa.

Sabtu, 18 Juni 2016

Hijab Review: Plain 2


Bismillahhirrahmannirrahim.

Assalamu’alaikum...

Sebagai muslimah yang sudah lama berhijab, tentu saya sudah memiliki ratusan hijab, mulai dari jenis bergo, segi empat berbahan katun dengan tepian bordir yang booming banget saat saya baru pertama kali belajar berhijab, hijab jenis ini merupakan hijab yang biasa dipakai untuk sekolah. Kemudian, muncul masanya segi empat paris yang dipopulerkan oleh muslimah-muslimah keturunan  Arab, saya pun mengetahui jenis hijab ini dari teman kuliah saya yang asli keturunan Arab. Kemudian, pashmina bahan cashmere, hijab segi empat maupun pashmina bahan diamond italiano yang dipopulerkan oleh salah satu olshop terkenal via instagram, hijab dengan tepian rawis, hijab katun ima, hijab katun jepang, berbagai jenis khimar, dan banyaak banget jenis hijab yang mendukung seorang muslimah untuk memenuhi kewajibannya untuk menutup aurat. Alhamdulillah.

Diantara sekian banyaknya jenis hijab yang sudah saya sebutkan tadi, muncul jenis hijab yang katanya ringan dan nyaman digunakan, tidak panas, dan tidak perlu waktu lama untuk mematut-matut diri di depan cermin karena gampang banget diatur. Tentu saja, hijab jenis ini pun menjadi rebutan banyak muslimah yang sedang belajar berhijab, menjadikan olshop pioner-nya terkenal via instagram. Hijab ini terkenal dengan sebutan Plain 2. Nah, sudah nggak asing banget kan sama namanya? Atau jangan-jangan sudah punya banyak koleksinya di lemari? Telat banget sih ya sebenernya kalau mau bahas tentang hijab ini. Tapiii, saya tetep pengen banget membahas sedikit tentang hijab yang setahun ini fenomenal banget dan selalu jadi rebutan oleh para muslimah warga instagram.

Saya sih, sebenarnya sudah tidak terlalu heboh ingin punya hijab jenis ini dan itu sesuai dengan trend yang sedang berlangsung, mengingat hijab yang saya miliki sudah sangat beragam. Tapiii, lama-kelamaan saya gatel juga, penasaran sama yang namanya Plain 2 ini. Akhirnya saya pun usaha buat nyari di olshop-olshop instagram yang ternyata membutuhkan usaha yang ‘ekstra’ banget untuk mendapatkan selembar hijab ini. Fiuh! Kalau saya ingat-ingat lagi, betapa hectic-nya saya kala itu, ikutan mantengin instagram sesuai dengan jadwal upload yang sudah ditentukan oleh admin olshop. (yang pernah beli produk dengan sistem rebutan via instagram, pasti tahulah rasanya, dan kita senasib, vroh! Hahaha)

Tentang namanya, Plain 2, apakah ada pendahulunya seperti Plain 1 dan penerusnya seperti Plain 3, Plain 4, dan seterusnya? Ada, meskipun saya tidak memiliki variannya, tapi saya pernah membaca di instagram pada salah satu testi dari olshop tertentu penjual varian hijab ini. Bahwa diantara sekian varian hijab ini, yang menjadi favorit adalah jenis hijab Plain 2. Apa perbedaan dari varian lainnya? Yang sudah pasti adalah komposisi bahan pembentuk dari kain hijabnya, memiliki prosentase yang berbeda antar jenis plain-nya. Beda komposisi bahan pembentuk tentu menghasilkan kenyamanan yang berbeda pula bagi pemakainya.
Akhirnya inilah review ala-ala saya setelah menggunakan hijab jenis Plain 2 dalam beberapa kali pemakaian.

Hijab Plain 2 tipe Pashmina
Deskripsi Hijab Plain 2:
  • Hijab Plain 2 ini merupakan salah satu hijab import yang komposisinya terbuat dari 65% Polyester dan 35% Viscose. Campuran kedua bahan ini menjadikan bahan hijab Plain 2 memiliki tekstur kain yang sangat halus dan lembut.
  • Hijab Plain 2 sangat tipis, sehingga tidak panas dan ringan saat dipakai. Tapi tidak menerawang lho..
  • Jika diperbesar atau di zoom-in bahan ini memiliki kerapatan serat kain yang renggang sehingga akan terlihat seperti bahan kain dengan pori-pori yang halus. Tapi pori-porinya tidak akan terasa kasar ketika kita memegang ataupun merabanya dan jangan khawatir, walaupun memiliki pori-pori yang cukup besar jika dibandingkan dengan kain katun yang memiliki tingkat kerapatan benang yang tinggi, bahan ini tidak menerawang kok.
  • Hijab Plain 2 yang saya miliki adalah tipe pashmina dengan ukuran yang cukup lebar yaitu 100 x 200 cm, agak berbeda dari pashmina lokal ukuran standar ya, jadi agak tricky juga dalam pemakaiannya jika postur pemiliknya mungil. Kemudian muncul juga tipe segi empat untuk hijab Plain 2 ini dengan ukuran 130 x 130 cm.
  • Hijab Plain 2 ini mudah dibentuk dan diatur ya. Ketika dipakai, hijab ini akan nempel di kepala dan badan kita alias tidak licin sama sekali. Enaknya, bagi yang nggak suka memakai inner, hijab Plain 2 ini tidak akan mudah bergeser. Keuntungannya, hijab kita akan tetap kelihatan rapi sepanjang hari. Sangat berbeda jauh kalau kita pernah menggunakan hijab berbahan sifon atau hijab dari bahan lain yang licin yang memerlukan banyak jarum karena sifat bahan yang memang licin.
  • Hijab Plain 2 juga tidak mudah kusut ya, bagi yang males banget setrika hijab setelah mencuci, memiliki hijab ini bisa jadi solusi banget. Hehehe. Setelah kering, cukup dilipat saja, inshaAllah tidak akan terlihat kalau belum disetrika. Hehehe.
  • Tepian hijab Plain 2 tidak dijahit, tapi serat benangnya dibiarkan terbuka layaknya ujung kain yang belum dijahit yang dikenal dengan rawis. Jadi semua sisinya bertipe rawis. Artinya membutuhkan perawatan ekstra jika tidak ingin serat benang rusak di sisi rawisnya. Tapi, jika kita memperlakukannya dengan benar, inshaAllah tidak akan mudah rusak.
  • Untuk pilihan warna, warna-warna hijab Plain 2 lumayan beragam ya, ada warna pastel dan bold. Walaupun tidak sebanyak pilihan warna seperti hijab paris.
Komposisi bahan, tekstur dan kerapatan serat hijab Plain 2

Sifat bahan hijab Plain 2, tipis dan ringan namun tidak menerawang
Saran Perawatan:
  • Saya memang tidak memiliki banyak varian warna dari hijab Plain 2, kebetulan yang saya miliki adalah warna-warna bold. Seingat saya, warnanya sedikit luntur ketika dicuci, tapi efeknya tidak akan merubah warna kok. Jadi, cuci secara terpisah pada pencucian pertama, kedua dan ketiga untuk memastika apakah bahan mudah luntur. Kenapa harus tiga kali? Karena ada bahan kain tertentu yang selalu luntur ketika dicuci dan sangat merubah warna kain. Dan tentu jangan direndam terlalu lama dan jemur di tempat teduh agar warna kain tidak mudah pudar.
  • Apakah perlu disetrika? Sifat bahan hijab Plain 2 sudah halus dari sananya, InshaAllah akan tetap rapi walaupun tanpa setrika. Tapi bagi penganut paham kerapian seperti saya, ya disetrika biar lebih kelihatan halus dan rapi.
Saran Pemakaian:
  • Karena hijab Plain 2 memiliki tepian full rawis, saya merasa kurang cocok kalau memakai hijab ini di acara formal seperti kondangan ataupun acara resmi lainnya. Bagi saya, tepian full rawis pada hijab Plain 2 membuat tampilan keseluruhan kita terlihat kurang rapi.
  • Hijab Plain 2 cocok dipakai sebagai daily hijab karena sifatnya yang mudah dibentuk dan tidak mudah bergeser membuat tampilan kita tetap rapi sepanjang hari. Jadi hijab Plain 2 cocok dipakai untuk menghadiri acara-acara yang bersifat semi formal seperti kuliah ataupun ke kantor dan acara santai seperti jalan-jalan.
  • Hijab Plain 2 cocok juga untuk muslimah yang sedang belajar berhijab. Karena sifat bahannya yang mudah dibentuk dan diatur, memudahkan muslimah pemula yang sedang belajar memakai hijab. Sifat bahannya yang dingin dan tidak membuat gerah, memudahkan muslimah pemula untuk beradaptasi menggunakan hijab setiap hari.
Jadi, sudah punya berapa warna jenis hijab Plain 2-mu?

Dan semoga bermanfaat yaa...




Salam,


Lisa.

Minggu, 12 Juni 2016

Jembatan Limpapeh – Penghubung Dua Bukit



Jembatan Limpapeh
Assalamualaikum...

Weekend itu enaknya ngomongin jalan-jalan kan ya? Setuju apa setuju? Daripada kelamaan mikir, yuuk ah...
Seperti yang sudah saya ceritakan di post sebelumnya kalau Benteng FortDe Kock berada di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Baanjuang. Tapi keduanya berada di bukit yang berbeda. Kedua bukit ini dihubungkan dengan sebuah jembatan yang disebut dengan Jembatan Limpapeh. Jembatan Limpapeh ini benar-benar menguhubungkan dua bukit ya, bukit sebelah kiri pintu masuk adalah Benteng Fort De Kock sedangkan bukit sebelah kanan pintu masuk adalah kawasan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Baanjuang. Dibawah Jembatan Limpapeh merupakan jalan raya dalam Kota Bukittinggi yang berlaku satu arah dari arah Jam Gadang.

Bagi saya pribadi, jembatan yang memiliki panjang 90 meter dan lebar 3,8 meter ini cukup unik ya, kental sekali dengan nuansa khas bangunan Minang. Di tengah-tengah jembatan terdapat bangunan dengan atap berbentuk limas, bangunan khas Sumatera Barat. Bangunan yang terletak di tengah-tengah jembatan tersebut memanjang hingga menyentuh tanah, layaknya penyangga bagi jembatan. Jika dilihat dari bawah, bangunan tersebut akan nampak seperti gapura tinggi dan kokoh yang terletak di Jalan Ahmad Yani. Saya tidak pernah mengira kalau gapura tersebut adalah sebuah jembatan sebelum saya naik mengunjungi Benteng Fort De Kock.

Jembatan ini tidak bisa dilewati dari bawah ya, tidak ada akses naik ke jembatan yang berasal dari Jalan Ahmad Yani. Jadi kalau ingin menyusuri Jembatan Limpapeh, kita harus masuk melalui pintu loket Benteng Fort De Kock atau pintu loket Kebun Binatang Bukittinggi. Jam operasionalnya pun tentu mengikuti jam operasional benteng dan kebun binatang yaitu sampai jam enam sore.

Kalaupun tidak sempat melintasi Jembatan Limpapeh pada jam operasionalnya, kita masih bisa menikmati keindahan jembatan ini kok. Ukiran dan mozaik berwarna-warni yang cantik yang terdapat pada bangunan gapura di Jalan Ahmad Yani, akan tetap terlihat berdiri megah dan kokoh. Saat malam hari, terdapat pencahayaan di spot-spot tertentu pada bangunan gapura yang memperlihatkan keindahannya dari bawah jika kita berada di Jalan Ahmad Yani. Pencahayaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga berpendar dengan baik memamerkan keindahan Jembatan Limpapeh. Selain itu, terdapat tulisan JAMBATAN LIMPAPEH (dalam Bahasa Minang) di salah satu sisi jembatan yang cukup besar, memperlihatkan letak jembatan dari kejauhan. Sayangnya, kami tidak memiliki kamera yang menghasilkan kualitas gambar yang mumpuni untuk mengabadikan keindahan Jembatan Limpapeh di malam hari.

Tapi, pastikan kita hati-hati saat berjalan melewati bawah bangunan gapura, salah-salah, kita bisa ‘beruntung’ kedapatan ‘hadiah’ dari udara. Hehehe. Karena rupanya, bangunan gapura ini menjadi tempat tinggal burung-burung tertentu sehingga kebersihan bangunan gapura bagian bawah yang terletak di Jalan Ahmad Yani kurang terjaga dengan baik.

Jadi, bertambah satu lagi kan bangunan yang dapat menjadi iconic dari Kota Bukittinggi, yaitu Jembatan Limpapeh.

Penasaran? Yuk ah, jalan-jalan ke Kota Bukittinggi (lagi). Siapa tahu nemu yang unik-unik lagi tentang Kota Bukittinggi.




Salam,


Lisa.