Macaron
Bismillahhirrahmannirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh...
Macarons? Makanan apa ini? Entah.
Saya kurang kekinian, katrok dengan biskuit atau cemilan-cemilan seperti ini.
Pertama kali saya lihat bentukan macaron adalah dalam bentuk props foto saat
ikutan workshop-nya mb Ariana. Saat
teman-teman sesama workshop bilang
macaron-macaron, saya nggak ‘ngeh’
sama sekali. Nggak lama dari itu, ooh, ini semacam biskuit atau cemilan
ternyata. Tapi nggak pernah tertarik nyoba atau gimana. Nggak pernah tahu juga
sebelumnya, jadi ya lewat gitu aja. Pernah lihat gambarnya aja di Google. That’s all. Nothing Special.
Beberapa bulan ini saya tergabung
dalam grup atau komunitas baking di instagram dengan nama @baking_bareng
(BB). Isinya mirip dengan grup atau komunitas lainnya, memiliki tema tantangan
setiap minggunya. Bedanya dengan yang lain? Saya tergabung dalam grup what’s app. Jadi, kebayang dong ramenya
hp saya tiap harinya gara-gara ada grup baking
itu, hehehe. Apaaa aja dibahas, selain tema mingguan tentunya. Tapi, dari grup
ini saya belajar banyak hal dari mbak-mbak yang jago baking. Next, saya
ceritain terpisah acara kopdaran dengan grup ini ya.
Nah, tema dua minggu ini adalah
tentang Macaron. Yang dari awal saya gabung di grup selalu jadi tema yang
banyak banget dibicarakan, bukan karena banyak yang ngefans, tapi karena
ditunda-tunda biar nggak dijadiin tema sama admin, hehehe. Yang katanya inilah,
itulah, susahlah intinya. Nah saya? Nggak ambil pusing dong, wong makan yang
gratis aja belum pernah, apalagi beli! Ya kaaannn... Jadi di minggu pertama
saya masih males-malesan aja, belum beli tepung almond juga. Di minggu terakhir
ini, akhirnya nyoba bikin juga. Alhamdulillah, berhasil on first trial. Yeeee... ternyata, begono toh rasanya, nggak
se-hitz dramanya di grup BB, terlalu tinggi pula levelnya untuk lidah ‘ndeso’
saya.
Tapi, not bad-lah ya, untuk first
trial langsung berhasil. *self
claimed. Meskipun masih belum rapi dan belum mulus, nggak apa-apa,
nggak usah tinggi-tinggi juga ‘heels’-nya,
flat aja dulu, kan masih belajar. Yuuk bikin...
Macarons
Source: @mitry1708
Macaron Shell
Bahan:
85 gr putih telur suhu ruang
100 gr almond powder
125 gr icing sugar
55 gr castor sugar
¼ sdt cream of tar-tar
2 tetes pewarna merah cabe
Cara Membuat:
- Campur almond powder dan gula icing, ayak minimal tiga kali.
- Kocok putih telur dengan speed rendah sampai berbusa, tuang gula castor sedikit demi sedikit sampai putih, naikkan ke speed sedang, masukkan cream of tar-tar, naikkan lagi ke speed tinggi, kocok terus sampai mendekati level stiff peak (saat whisk diangkat terbentuk jambul lancip, dan ketika wadah dibalik, adonan tidak jatuh).
- Masukkan campuran tepung almond sedikit demi sedikit, aduk balik dan tekan perlahan, tambahkan 2 tetes pewarna merah cabe, aduk kembali sampai diperoleh lava consistency (konsistensi adonan jika disendokkan turun secara lambat).
- Masukkan adonan ke dalam piping bag, gunting ujungnya, semprotkan ke atas silocon mat sesuai pola.
- Hentak-hentakkan di meja untuk mengeluarkan air bubbles.
- Angin-anginkan 1-2 jam atau sampai permukaan macaron kering sentuh.
- Panaskan oven di suhu 160’ C selama 10 menit, panggang macaron selama 15-20 menit. ONE TRAY ONE TIME.
- Langsung keluarkan, angin-anginkan selama 1-2 jam, baru lepaskan dari mat.
- Macaron Shell siap diisi filling sesuai selera.
Strawberry Filling
Bahan:
50 gr butter margarin
2 sdm gula icing
1 sdm selai strawberry
2 tetes pewarna merah cabe
Cara Membuat:
- Kocok butter margarin sampai pucat, masukkan icing sugar, kocok kembali hingga kaku.
- Masukkan selai strawberry dan 2 tetes pewarna merah cabe, kocok hingga rata.
- Siap digunakan.
Topping:
DCC leleh dan trimis.
Ternyata, agak rempong ya
bikinnya. Yes rempong bener. Pantesan aja kalau harga dipasaran melambung luar
biasa. Nggak heran, karena memang bikinnya lumayan rempong. Ini beberapa tips
dari pengalaman saya dan teman-teman di grup tentang macaron.
- Untuk tahap persiapan, Step pertama keluarkan dulu putih telur dari kulkas. Yes, putih telur yang digunakan harus yang suhu ruang. Kebetulan saya memiliki putih telur dari sisa bebikinan kue-kue yang memanfaatkan kuningnya aja. Jadi nggak perlu mecahin telur baru.
- Step kedua adalah grind dan ayak. Step ini menentukan banget mulus dan enggaknya permukaan macaron kita nanti. Semakin halus tepung, Insya Allah semakin mulus juga permukaan macaron. Beberapa teman saya di grup telaten banget grind berkali-kali dan ayak berkali-kali. Saya nggak punya food processor, jadi sudah pasti nggak saya grind ulang. Kenapa nggak pakai blender untuk menghaluskannya lagi? Enggak. Karena kondisi tepung almond saya sudah kering, tidak saya simpan di kulkas, jadi tidak lembab. Jika saya memaksa blend ulang dengan blender, tepung saya akan lebih halus, tapi, akan lembab juga, karena proses blender membuat tepung menjadi panas. Kondisi TEPUNG ALMOND HARUS BENAR-BENAR KERING. Jadi, jika sebelumnya berada di dalam kulkas, atau melalui proses blend atau grind, silakan jemur atau angin-anginkan sebentar sampai kondisi tepung almond benar-benar kering (tidak menempel di jari ketika disentuh). Begitu juga kalau teman-teman memiliki stok kacang almond sendiri, bisa memproses grind-jemur sendiri sampai diperoleh tepung almong yang halus dan kering. Tentu, menggiling sendiri membutuhkan effort lebih karena setelah proses grind tepung akan panas dan lembab, tidak mungkin sekali grind langsung halus, selain itu, kacang almond akan mengeluarkan minyak almond saat proses menggiling, jadi untuk mendapatkan tepung almond yang halus dari kacang, memang melalui proses giling dan jemur berkali-kali. Nggak mau repot, silakan beli di Toko Bahan Kue (TBK) terdekat. Hanya saja perlu di grind dan ayak ulang agar lebih halus. Saya hanya mengayak sebanyak tiga kali. Itupun manual, belum punya flour shifter, jadi lumayan bikin tangan pegel, hehehe.
- Pengocokan putih telur bertahap dari speed rendah ke tinggi, seperti yang saya tulis di resep. Pengocokan sampai mendekati level stiff peak, saat whisk diangkat terbentuk jambul lancip, dan ketika wadah dibalik, adonan tidak jatuh. Hampir sama saat kita mengocok putih telur untuk chiffon cake, hanya perlu lebih memperhatikan kocokan. Untuk tandanya gimana, saya lebih mengandalkan feeling sih, jadi bingung gimana mau menjelaskannya. Tapi, biasanya saya memakan patokan waktu, antara 10-15 menit. Tapi, jangan pula terpaut dengan waktu saya, tergantung kondisi putih telurnya juga. Perlu banyak berlatih.
- Proses pencampuran bahan kering ke dalam meringue menggunakan teknik aduk balik dengan spatula. Aduk perlahan sambil ditekan-tekan sampai terbentuk lava consistency atau ribbon stage, jika disendokkan adonan akan turun secara lambat membentuk pita melipat-lipat. DO NOT UNDER MIX or OVER MIX. UNDER MIX membuat ‘heels’ tidak akan keluar. Sementara OVER MIX adonan akan menjadi lebih cair dan akan lebih melebar saat dipanggang.
- Setelah disemprotkan ke silpat atau silicon mat, hentak-hentakkan beberapa kali untuk mengeluarkan air bubbles atau gelembung udara di permukaan macaron. Jika tidak pecah saat dihentakkan, boleh ditusuk dengan menggunakan tusuk gigi.
- Angin-anginkan macaron setelah disemprotkan sampai permukaan macaron kering sentuh. Jika tidak benar-benar kering, macaron akan mengkerut atau kisut permukaannya saat dipanggang.
- Proses pemangganganpun tidak boleh terlalu panas. Jika suhu terlalu panas, macaron akan retak atau crack permukaannya. Proses pemanggangan hanya boleh ONE TRAY ONE TIME. Agar tidak ada macaron yang mengkerut permukaannya. Suhu terlalu panas juga menyebabkan permukaan macaron berwarna kecoklatan sementara waktu pemanggangan belum selesai, maka boleh diletakkan di rak tengah, letakkan tray kosong di rak atas untuk menghalangi panas.
- Jika ‘heels’ sudah terbentuk, dan waktu pemanggangan sudah cukup, segera keluarkan tray, angin-anginkan macaron, agar mengeras dengan sendirinya. Jika sudah mengeras, akan mudah dilepaskan dari silpat atau silicon mat.
Rempong ya? Bangeeet! Jadi paham
kan sekarang kenapa harganya bisa sebegitu mahalnya? Padahal bentukan dan
rasanya juga gitu-gitu doang, Hehehe. Yuuk ah, coba bikin macaron sekali-sekali,
uji nyali dengan macaron. Belajar mengenali diri sendiri, menguji sebatas apa
kesabaran dan ketelatenan kita melalui macaron. Insya Allah berhasil kalau
memang niat belajar. Semangaaaattt...
Salam,
Lisa.
makasih untuk resepnya ya kak
BalasHapuspaket bundling xl prioritas