Rabu, 09 November 2016

Motret Pakai HP, Kenapa Enggak?



Bismillah.

Assalamu’alaikum...

Suka motret tapi nggak punya kamera bagus? Iya. Sama. Saya juga. Selesai. 

Eh, tapiii, kalau smartphone punya kan? Pakai smartphone aja. Nggak punya kamera bagus ataupun kamera canggih bukan alasan untuk tidak memotret. Iya, kan? Rasanya seperti sudah refleks aja, mengeluarkan smartphone dari kantong ataupun tas kalau kita nemu sesuatu yang bagus, yang sayang banget untuk dilewatkan dan sepertinya pantas untuk diabadikan. Iya, apa iya?
Nah, ngomongin soal motret pakai HP atau smartphone, postingan pertama saya di bulan ini akan membahas tentang workshop fotografi yang saya ikuti Hari Sabtu, 5 Nopember 2016 kemarin. Langsung aja yuukk...

Ceritanya berawal dari kebiasaan saya stalking ig, entah dari ig siapa saya akhirnya nemu ig-nya @yukbelajarbareng yang mengadakan workshop “Motret Pakai HP Saja”. Pengajarnya adalah Mbak Ariana Octavia seorang smartphone photographer kenamaan yang hasil karyanya bisa dikepoin melalui ig pribadinya di @ariana_arriana. Isi workshop-nya akan membahas tentang tips dan trik memotret dengan menggunakan smartphone. Sedangkan target marketnya adalah pemilik olshop dan blogger, tapi khusus untuk perempuan ya.

Setelah saya stalking lebih jauh, ternyata motret pakai smartphone pun bisa oke banget hasilnya asal tahu tips dan triknya. Langsung tertarik dong saya! Hahaha. Langsung kepoin jadwal dan cara daftarnya. Alhamdulillah nggak jauh dari tempat tinggal saya. Selanjutnya tinggal merayu pak suami (biar dibolehin, dibayarin dan dianter-jemput, combo plus, hehehe).

Menurut saya (yang ngaku-ngaku sebagai salah satu blogger ini), selain niche yang kuat dan konten blog yang bagus, dokumentasi foto merupakan salah satu unsur penting untuk membentuk sebuah blog. Maka dari itu, diperlukan kemampuan memotret plus editing untuk menghasilkan gambar yang bagus. Setidaknya nggak malu-maluin-lah kalau nantinya dipajang di blog ataupun di medsos, hihihi.

Berawal dari jeprat-jepret seadanya dengan angle yang menurut saya sudah paling oke dan editing watermark biasa, lama kelamaan saya pengen dong, punya hasil foto-foto yang bagus dan keren buat dipajang di blog ataupun medsos saya. Kendalanya, saya nggak punya kamera canggih, itu adalah pasti. Tapiii, saya ada smartphone yang InshaAllah sudah mumpuni kalau saya memiliki kemampuan editing. Maksa harus pakai HP-lah pokoknya.

Banner #ybb6 di Jakarta


“Jadi, kenapa harus motret pakai HP?”

Alasan pertama, jujur, karena kaum seperti saya ini nggak punya dan nggak paham kamera canggih. Mampu beli? Jawabannya bisa iya dan tidak. Mungkin affordable untuk sebagian orang diluar sana tapi tidak untuk saya. Mengingat harganya yang juga luar biasa untuk ukuran ibu rumah tangga biasa seperti saya. Memiliki kamera canggih pun nggak cukup punya aja lho, kita harus ‘mampu’ mengambil gambar, nggak asal jepret. Masa iya, kamera udah oke tapi hasil fotonya seperti motret pakai HP, nah lho. Tapi kalau HP atau smartphone, saya yakin kalau semua orang punya, apalagi kita sedang berada di dalam generasi mobile, dimana HP atau smartphone menjadi barang yang wajib bersama kita dimanapun kita berada.

Alasan kedua, It’s simple, karena semua proses motret dan editing berada dalam satu alat, yaitu smartphone, jadi kita tidak dipusingkan memindahkan data, apalagi kalau pengennya cepet-cepet di upload, eaa...

Alasan terakhir, adalah untuk pemilik usaha kecil-kecilan seperti olshop. Foto produk menjadi unsur yang paling utama karena customer berasal dari dunia maya yang hanya melihat dari gambar dan membaca keterangan produk saja. Untuk pemilik olshop tentu memiliki kemampuan fotografi dan sedikit editing akan lebih efisien daripada harus membayar jasa fotografer untuk mendapatkan foto produknya.

“Bagaimana tips fotografi dengan menggunakan smartphone?”
Langkah pertama adalah memastikan kita mendapatkan cahaya yang cukup sebagai penerangan untuk obyek yang akan kita foto. Cahaya yang dimaksud disini adalah cahaya alami matahari, bukan dari penerangan lampu ya. Karena lampu akan memberikan efek pantulan kepada obyek yang kita foto. Selain itu, warna asli obyek tidak akan tertangkap dengan jelas karena adanya efek pantulan cahaya. Karena yang diminta adalah penerangan dengan cahaya alami matahari, tentu saja lokasi fotonya harus berada di luar ruangan (outdoor) atau di bisa di teras rumah.

Langkah kedua adalah styling. Styling untuk photoshoot itu ternyata susah lho. Kita harus menentukan tema foto yang akan kita buat dan menyiapkan properti yang sesuai dengan tema yang kita usung. Saat belajar styling, saya agak ter-distract sama properti styling yang sudah disiapkan oleh panitia, lucu-lucu bangeet. Langsung merasa ‘nggak punya properti apa-apa di rumah’, hiks... Jadi pengen langsung hunting properti buat foto. *eh

Sebelum mulai memotret, kita pun harus menentukan angle atau sudut foto yang akan kita pakai. Pemilihan sudut foto tergantung dari obyek yang akan kita foto lho. Tidak semua obyek dapat difoto dengan berbagai jenis sudut foto. Kalau kita salah dalam menentukan sudut foto, maka bisa jadi foto yang kita ambil tidak menunjukkan maksud dan tujuan dari diambilnya sebuah foto.

Ada tiga macam sudut foto yang bisa kita gunakan:

  • Bird Eye View adalah sudut foto dari atas dengan posisi kamera menghadap ke bawah.
  • Eye Level adalah sudut foto dari depan secara tegak lurus menghadap obyek yang akan kita foto.
  • Sudut 45 derajat adalah dengan memiringkan kamera sebesar 45 derajat.

Langkah terakhir adalah editing dengan menggunakan SNAPSEED dan VSCO.

Kelihatannya gampang banget yaa? Padahaaall... susah lhoo... Saya jadi merasa sedikit banyak paham bagaimana pekerjaan seorang fotografer dan mendadak amaze sama kreativitas-kreativitas mereka yang tertuang dalam sebuah foto.

Sepatu (pict Mb @lidyaagustina, peserta #ybb6 Jakarta) | sudut BEV

Rainbow Cake (pict Mb @ditaoktavii, peserta #ybb6 Jakarta) | sudut BEV

Oke, untuk sekarang sampai disini dulu ya, saking semangatnya saya sampai nggak sadar sudah mengoceh sepanjang ini. Hehehe. Keseruan workshop @yukbelajarbareng akan saya bahas di postingan selanjutnya yaa...

Jadi, masih punya alasan apa lagi untuk nggak motret pakai HP?




Salam,


Lisa.

1 komentar: