Bagi sebagian blogger, menulis
itu itu gampang. Tapi tidak untuk saya. Menurut saya, menulis itu adalah berada
diantara gampang-gampang susah, atau susah-susah gampang. Kadang-kadang
kata-kata itu meluncur dari kepala saya menjadi kalimat-kalimat yang tersusun
menjadi paragraf-paragraf menjadikannya sebuah uraian yang kemudian saya
posting di blog. Tapi ada kalanya juga tidak ada satu kata pun yang dapat saya
tuliskan menjadi sebuah kalimat. Ketika itu terjadi, berasa sudah stres aja,
keinginan untuk menulis ada, tapi apa yang akan di tulis tidak ada.
Jadi? Bagaimana prosesnya kok
bisa (kadang-kadang) jadi sepanjang itu postingnya?
Jadi begini ceritanya, karena
saya belum mahir posting, maka ada beberapa tahapan yang mesti dilalui.
1. Ide
Posting. Ini yang paling susah. Bagi saya, ide itu kadang-kadang bisa muncul
dimana saja, kapan saja, saat dengan siapa saja, saat sedang melakukan apa
saja. Atau kebalikannya, sedang tidak melakukan apapun. Parahnya ketika saya
sedang mati ide, tidak ada satupun yang terpikir di kepala. So, how? Disini
saya mengandalkan hp dan manual note alias buku catatan biasa yang terbentuk
dari kumpulan kertas bukan note elektronik. Jadi, ketika saya memiliki ide
untuk posting blog, maka saya akan tuliskan ide itu beserta poin-poin
pembahasannya di salah satu perangkat note. Tapi biasanya jika saya sedang
berada di luar, tidak membawa buku catatan, ide itu akan saya tulis di memo hp,
setelah sampai dirumah, ide itu akan saya coba jabarkan sedikit di notes manual
saya, selanjutnya akan dieksekusi saat mood menulis muncul. Mengapa harus
menunggu mood? Itulah jeleknya saya, ketika saya memaksakan diri untuk
melakukan posting sementara kepala sedang tidak ada isinya, maka postingan saya
hanya akan berisi kalimat random yang dipaksa menjadi satu paragraf.
2. Foto.
Ide dan foto biasanya saya lakukan dengan waktu yang hampir bersamaan. Ketika
satu ide muncul, biasanya dibarengi dengan ide foto apa yang akan saya gunakan.
Jadi hp pun disulap untuk dapat melakukan multitasking. Tentunya saya tulis
juga di notes saya foto apa yang akan saya gunakan untuk posting ide tersebut.
Saya berusaha menggunakan foto hasil jepretan saya sendiri. Oleh karena itu,
saya berusaha melakukan sedikit editing dan watermark dengan menggunakan
Photoshop sebisa saya atau minta bantuan suami yang lebih mahir editing dengan Photoshop.
3. Membuat
draft dalam Word Document. Saya terbiasa membuat draft sebelum melakukan
posting. Draft itu saya ketik di word document saat kepala saya mampu melakukan
konsentrasi penuh. Fungsi dari draft ini adalah menjaga saya untuk tetap
berkonsentrasi dan tidak keluar dari jalur. Menjaga juga kalau-kalau saya mati
ide di tengah-tengah perjalanan menulis, sehingga dapat saya lanjutkan lain
waktu.
4. Darurat
Posting. Ini termasuk dalam kasus khusus. Saya sebut darurat posting karena
saya dibatasi oleh deadline. Misalnya, saya ikut berpartisipasi dalam challenge
tertentu atau giveaway yang sudah pasti memiliki tanggal deadline. Jadi
bagaimana? Dengan saya yang masih bergantung dengan mood dan angin-anginan
untuk posting ini? Hehehe. Sudah tentu tahapannya sama seperti yang sudah
saya sebutkan, cuma bedanya, temanya sudah ada. Jadi saya tinggal mencari ide
yang sesuai dengan tema. Karena tema sudah ditentukan, untuk fotonya akan saya
usahakan memakai foto sendiri dengan cara membongkar-bongkar galeri foto-foto
saya. Tapi kalau saya tidak memiliki foto yang sesuai tema, maka saya akan menggunakan
gambar yang saya dapat dari SEO dengan mencantumkan asal gambar pada
captionnya.
Bagaimana? Apakah behind the
scene versi saya dapat menginspirasi? Kalaupun nggak juga nggak apa-apa,
namanya juga usaha.
Sepertinya itu aja. Jadi begitulan ceritanya sebelum
terbentuk posting-posting saya. bagaimana dengan teman-teman? Adakah yang
seperti saya? share donk
Note:
Posting ini saya ikutkan dalam IHB May Blog PostChallenge. Yuk ikutan tantangan indonesian-hijabblogger.com ini, ada hadiah menarik untuk 3 tulisan terbaik lho, jangan
sampai ketinggalan ya, maksimal tgl 31 Mei 2015