Jumat, 13 Maret 2015

Favorite Indonesian Food?


Image Source

Makanan favorit indonesia? Hmm, salah satu makanan favorit saya sebenarnya sudah pernah saya ulas disini, yaitu makanan khas yang berasal dari kota asal saya. Saya terlalu bingung untuk memilih karena saking banyaknya makanan atau masakan yang saya sukai. Berarti bukan makanan favorit donk ya? Idealnya yang disebut favorit itu mengacu hanya pada satu atau dua jenis saja, tidak banyak, menurut saya. Tapi demi tema BEC kali ini, saya akan memaksakan diri saya untuk memilih lagi salah satu masakan favorit Indonesia yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi penduduk Indonesia, yaitu Soto. Nah, sudah kebayang – bayang oleh Soto?

Indonesia adalah sebuah negara yang penuh dengan keanekaragaman dalam segala hal, baik dilihat dari segi wisata, budaya dan bahasa. Karena kebudayaan yang beraneka ragam tersebut melahirkan keanekaragaman lain, dalam hal makanan misalnya. Salah satunya adalah Soto. Siapa sih yang tidak mengenal jenis masakan ini? Kalau Anda orang Indonesia asli, jangan sampai Anda mengaku cinta Indonesia kalau belum pernah mencicipi atau mencoba jenis masakan ini. Bagaimana tidak?Karena menu Soto banyak sekali dijajakan di Indonesia, baik di restoran terkenal, kaki lima maupun asongan, dan karena keanekaragaman budayanya juga, menu Soto mengalami banyak modifikasi sesuai dengan daerah asalnya. 

Soto adalah salah satu makanan khas Indonesia yang mirip seperti sup yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Kaldu yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu ayam dan daging sapi. Komposisi sayuran yang digunakan pun beraneka ragam sesuai dengan daerah asalnya. Berbagai daerah di Indonesia memiliki soto khas daerahnya masing-masing dengan komposisi yang berbeda-beda, misalnya soto Madura, soto Kediri, soto Lamongan, soto Jepara, soto Semarang, soto Kudus, soto Betawi, soto Padang, soto Bandung, sroto Sokaraja, soto Banjar, soto Medan, dan coto Makassar. Soto juga dinamai menurut kandungan lauk yang ada di dalamnya, misalnya soto ayam, soto daging, soto babat, dan soto kambing.

Cara penyajian soto pun berbeda-beda sesuai kekhasan di setiap daerah. Soto biasa dihidangkan dengan nasi, lontong, ketupat, mi, atau bihun disertai berbagai macam lauk, misalnya kerupuk, perkedel, emping melinjo, sambal, dan sambal kacang. Ada pula yang menambahkan telur puyuh, sate kerang, jeruk limau, jeruk nipis, sate jeroan dan koya. Tidak jarang juga penjual menyediakan tulang-tulang daging ayam atau sapi yang dagingnya telah difillet, menyisakan sedikit daging, lemak, tulang rawan, kulit, atau sumsum yang terdapat di dalam tulang. Menambah nikmatnya makan soto dan itu gratis.

Saya suka yang mana? Hmm, yang mana ya?? Kalau lidah saya sih, lebih condong dan lebih cocok dengan rasa Soto Lamongan, hehehe. Memang sih, pengetahuan kuliner saya tentang soto masih belum banyak. Maksud saya, dari semua jenis soto yang saya sebutkan diatas, belum semuanya saya coba. Yaelah! Paling sering sih Soto Lamongan. Pastilah, tinggalnya kan di P. Jawa bagian Timur, hehehe. Rasa Soto Lamongan mampu memikat saya untuk memakannya lagi. Kuahnya yang bening dan aroma segar dari jeruk nipis menambah nikmat jika disantap siang-siang saat matahari sedang terik ditemani segelas es jeruk atau es teh yang segar. Tidak ketinggalan juga koya dan kerupuk udang. Ehm, enaaakk!

Jadi, sudah kebayang mau Soto apa?

Note:
Ini versi Indonesia dari posting saya sebelumnya disini untuk memenuhi challenge mingguan BEC, saya posting ulang dalam bahasa Indonesia, karena saya menyadari betapa belepotannya bahasa Inggris saya, hehehe, mungkin juga yang membaca mengalami “GAGAL PAHAM”, semoga menjadi “LEBIH PAHAM” dengan posting ini, heheheheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar