Bismillahhirrahmannirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh...
Punya cream cheese nganggur yang hampir kadaluarsa di kulkas kok ya bisa
bikin galau tiap buka kulkas. Pengen cepet-cepet ngeluarin tapi kok ya mati
gaya kalau urusan keju begini. Maklum, saya nggak suka keju yang nggak matang
atau lembek selain Keju Mozarella. Niat bikin, sayang kalau nggak dipake, akhirnya
searching di berbagai sumber dari blogger-blogger idola, youtube dan segala macam tutorial
masak-lah intinya. Akhirnya nemu resep Cheesecake
yang nggak memakai banyak cream
cheese.
Kilas balik sebentar, dulu pas
masih jaman tinggal di Duri, Riau, saya pernah diajakin bikin Cheesecake oleh salah satu sahabat saya
yang emang hobiii banget sama yang namanya Cheesecake.
Awalnya sih saya penasaran, kayak apa sih si Cheesecake ini yang membuat
sahabat saya ini tergila-gila sama cake
yang satu ini. Saya pun manut apa kata dia, bikin Cheesecake yang fenomenal. Tapi ternyata gagal, hehehe, penyebabnya
adalah loyang alasnya yang bocor sehingga air cepet banget habis, walhasil oven
pun dibuka tutup entah berapa puluh kali, jadi cake-nya pun nggak matang-matang. Setelah matang dan dicoba pun
rasanya ternyata ‘ngeju’ banget yang
ternyata saya nggak suka. Sementara sahabat saya cintaaanya luar biasa sama cake ini, dan dia semakin bahagia ketika
saya memutuskan untuk membawa sedikit saja karena masalah selera dan lidah. Itu
kenangan saya tentang pertama kali bikin Cheesecake.
Nah, sekarang, dengan modal Bismillahhirrahmannirrahim
nekat, saya nekat bikin sendiri, dikasih bubuk Green tea, dengan harapan aroma keju dan rasa ‘ngeju’-nya sedikit tersamarkan.
Green tea Japanese Cotton Cheesecake (Gluten Free)
Source: Epipastry dan Mb @ayudiahrespatih
Bahan A (pasta):
125 gr cream cheese
40 gr minyak goreng
30 gr gula
60 gr susu cair full cream
3 kuning telur
1 sdt air perasan jeruk nipis
30 gr maizena
Bahan B:
3 putih telur
1 sdt air perasan jeruk nipis
50 gr gula pasir
1 sdm green tea, seduh dengan air
panas hingga berbentuk seperti pasta
Cara Membuat:
- Masak dengan cara di tim (double boiler) campuran cream cheese, minyak goreng dan gula, sampai leleh dan tercampur rata, aduk dengan menggunakan whisker. Angkat dari kompor.
- Masukkan kuning telur satu per satu, kemudian masukkan susu cair, air jeruk nipis dan tepung maizena. Aduk hingga rata, sisihkan.
- Kocok putih telur dan air jeruk nipis sampai mulai berbusa, masukkan gula pasir 3 kali secara bertahap sambil terus dikocok sampai mengembang soft peak, jika mixer diangkat akan menimbulkan jambul melengkung pada adonan.
- Masukkan adonan putih telur ke dalam adonan kuning telur secara bertahap 3-4 kali sambil diaduk dengan menggunakan spatula dengan teknik aduk lipat (folding).
- Masukkan campuran adonan kuning telur dan putih telur ke dalam wadah kocokan putih telur, aduk kembali dengan menggunakan spatula dengan teknik aduk lipat (folding) hingga tercampur rata.
- Bagi adonan menjadi dua bagian, beri salah satu bagian adonan dengan pasta green tea. Aduk rata.
- Siapkan loyang teflon atau loyang tanpa sambungan yang telah dioles margarin dan ditaburi tepung maizena tipis-tipis.
- Tuang adonan selang seling dengan menggunakan sendok sayur. Hentakkan beberapa kali untuk mengurangi gelembung udara yang terbentuk dari proses mengaduk.
- Panggang dengan sistem Au Bain Marie (Loyang adonan dialasi loyang lain yang berukuran lebih besar dan diisi air setinggi 1.5 cm).
- Panggang dengan suhu 150’ selama 60 menit atau hingga matang. Lakukan tes tusuk dan tes sentuh.
- Keluarkan dari oven, dinginkan diatas cooling rack, potong-potong, siap disajikan.
Judulnya panjang banget? Iyah, aslinya
begono, hehehe. In Sya Allah prosesnya nggak panjang dan mudah banget diikutin.
Resep aslinya saya adaptasi dari Epipastry ya, bisa cek videonya di Youtube. Tapi saya sempat belajar juga
dari post-nya mb @ayudiahrespatih.
Ada sedikit perbedaan dengan hasilnya mb Ayu. Saya lebih prefer dan mengacu ke Epipastry dengan beberapa adjusment sesuai dengan kondisi bahan
dan kemampuan saya. Bebas sih, toh kita belajar masing-masing, saya pun belajar
sendiri, otodidak, jadi ya, pengalaman saya dan pengalaman orang lain adalah
guru terbaik.
Untuk cream cheese-nya saya pakai cream
cheese yang memang dipakai untuk membuat cheesecake ya, karena ternyata ada beberapa macam cream cheese yang biasa dipakai untuk
membuat cheesecake. Saya pun baru
tahu, hehehe. Kebetulan cream cheese
yang saya punya memang sesuai dengan resepnya. Saya memakai cream cheese dari keju segar yang
berjenis Neufchatel cream cheese.
Alhamdulillah bener belinya. Maklum, saya pun juga baru belajar. Dari FAQ NCC
dengan bu Fatmah, disarankan untuk memakai jenis cream cheese ini jika
ingin membuat cheesecake. Nah, mb Ayu
punyanya cheese spread jadi beliau
pakai itu, berhasil, hanya saja pada prosesnya perlu disaring karena terlalu
bergerindil katanya, tidak bisa langsung lembut dengan sendirinya saat di tim (double boiler). Sementara saya yang
memakai Neufchatel cream cheese
baik-baik saja, gampang banget lembutnya. Dari FAQ NCC juga, Bu Fatmah
menyarankan kalau bisa jangan memakai light
cream cheese untuk membuat cheesecake
karena hasil cake-nya akan
terlalu asam dan cair. Nah, bentuknya cheese
spread dan light cream cheese kayak apa? Saya pun gelap, entah apa itu,
mungkin nih ya, mungkin, ada tulisannya di labelnya. Kalau nggak ada tulisannya
ya Bismillah aja bener, hehehe.
Untuk proses mencampur adonan
putih telur ke adonan kuning telur atau pasta, saya memakai teknik aduk lipat (folding). Saya berpikir, mungkin
penyebab pori-pori dari hasil cake-nya
Mb Ayu besar-besar karena terlalu banyak udara masuk ke adonan saat proses
mencampur dan mengaduk ini. Walaupun di Epipastry di aduk pakai whisker juga sih. Tapi saya nekat, pakai
teknik folding, dengan harapan siapa
tahu hasilnya akan lebih mulus. Dan benar, hasilnya lebih mulus, Alhamdulillah.
Satu lagi yang saya ubah dari
proses baking Epipastry, seharusnya,
adonan dituang berselang-seling 2-3 sdm per sekali tuang. Nah saya pakai sendok
sayur, 2-3 sdm kan beda-beda tipis sama 1 sendok sayur kan? Jadi lebih efisien
sih, hehehe. Gitu doang, hehehe...
Hasilnya? Alhamdulillah, mulus,
pori-pori halus, lembab, nyes-nyes, ilang-ilang aja di mulut, nggak perlu
ngunyah. Enyaaakk... cake-nya masih ‘ngeju’ banget ya, aromanya keju jadi
bercampur dengan aroma green tea-nya
jadi wangiii. Yang suka cheesecake
dan green tea wajib banget bikin ini.
O iya, maafkan ngirisnya yang
nggak mulus, si cake ini joged-joged
dan goyang-goyang melulu pas mau diiris, saya kan jadi grogi juga kalau kayak
gini. Yang penting rasanya ‘superb’...
Semoga bermanfaat ya...
Happy Baking ^^
Salam,
Lisa.
ijin share ya kak resepnya
BalasHapuspt markaindo selaras