Rabu, 01 April 2020

Serunya Bikin Chui Kao So #dirumahaja bareng Anak

Bismillahhirrahmannirrahim...

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Hai-hai... bagaimana kabarnya setelah #dirumahaja selama 16 hari? Alhamdulillah saya dan keluarga saya sehat, InsyaAllah, Aamiin... ๐Ÿ™๐Ÿป
Dan masih berusaha tetap #dirumahaja, nggak kemana-mana kecuali untuk hal mendesak seperti belanja kebutuhan harian. Semoga pandemi global virus covid 19 ini segera berlalu, sehingga kita bisa bebas kemana-mana tanpa ada rasa khawatir.

Kalau saya biasanya emang #dirumahaja sih, jadi nggak terlalu merasa gimana-gimana dengan adanya anjuran #dirumahaja dari pemerintah terkait pandemi global virus covid 19. Bahkan mungkin nggak berasa ada efeknya buat saya. Anjuran #dirumahaja dari pemerintah mungkin akan lebih berasa dampaknya bagi mereka yang terbiasa bekerja diluar rumah, anak sekolah dan orang tua yang memiliki anak yang sudah sekolah. Untuk yang terbiasa bekerja diluar rumah alias ngantor, anjuran #workfromhome agaknya cukup memberatkan, banyak hal yang mesti dipertaruhkan. Suami saya misalnya. Sebagai karyawan kantoran yang terbiasa berangkat pagi pulang sore, kelihatan jelas bagaimana beliau ‘sedikit struggle’ dengan kebiasaan barunya. Sedikit terlihat bosan dirumah selama seharian penuh walaupun sedang kerja.

Tantangan #dirumahaja juga berdampak besar untuk anak sekolah dan orang tua yang memiliki anak yang sudah sekolah. Banyak sekali penyesuaian dan pengorbanan yang harus dilakukan. Si anak harus survive #dirumahaja melawan rasa bosan dengan tugas yang begitu banyak sebagai ganti sekolah agar tidak tertinggal pendidikannya. Belum lagi rasa kangen karena tidak bertemu dan main bersama teman-teman sekolahnya. Sedangkan bagi orang tua yang memiliki anak yang sedang sekolah, anjuran #dirumahaja jadi tantangan tersendiri baginya, terutama untuk seorang ibu. Si ibu harus sukses menggantikan tugas guru disekolah sembari mengerjakan segala pekerjaan domestik hariannya. 

Saya? Si Adek, anak saya
masih berusia batita 21 bulan, sehingga saya belum merasakan bagaimana riweuhnya ngawasi anak belajar sambil mengerjakan PR sambil mengurus pekerjaan domestik sepanjang hari. Berasa hari jadi semakin panjang saja walaupun cuma membayangkannya ๐Ÿ˜† Bisa membayangkan kalau akhirnya si ibu punya nada sampai lebih dari 7 oktaf, bisa lebih cerewet dan lebih galak daripada guru di sekolah, karena spaneng dengan berbagai pekerjaan yang harus selesai saat itu juga ๐Ÿ˜…

Nah, biar nggak bosen ketika #dirumahaja saya biasanya mengajak anak saya memasak atau membuat kue. Jangan kira anak saya yang batita nggak bisa merasa bosan #dirumahaja walaupun belum sekolah. Anda salah! Justru karena belum sekolah, anak jadi rawan lebih bosan, karena harus #dirumahaja seharian selama beberapa hari, tanpa main sama teman-temannya, tanpa pergi kemana-mana dengan orang tuanya. Jadi, sebisa mungkin saya selalu mengajak anak saya melakukan kegiatan yang berbeda-beda, salah satunya dengan memasak atau membuat kue. Karena saya hobi juga sih kalau ini ๐Ÿ˜…

Salah satu kue yang bisa dibuat bareng anak adalah Chui Kao So. Chui Kao So adalah kue kering khas negeri China yang biasanya ada dalam acara Sangjit, yaitu prosesi lamaran orang suku Kong Hu, suku asli orang Hong Kong. Dalam prosesi Sangjit tersebut, terdapat box seserahan yang berisi 4 jenis kue, dan Chui Kao So termasuk salah satunya. Chui Kao So sendiri berasal dari Cui yang berarti crispy, Kao yang berarti sesuatu yang dipanggang/ bake dan Shao berarti bake

Chui Kao So ini teksturnya garing dan renyah mirip kue emping. Dan uniknya, Chui Kao So ini berasa kayak ada kacangnya padahal dalam bahan-bahannya nggak ada disebutkan kacang ataupun emping. Ini yang bikin banyak orang jadi penasaran. Kalau kata Chef Thomas Law ada penggunaan campuran minyak goreng atau minyak sayur dalam adonan Chui Kao So, sedangkan kalau di China sendiri menggunakan minyak B2. Pastry Chef, Yongki Gunawan juga mengatakan kalau bahan kunci kue kering ini adalah minyak sayur. Jadi lemaknya itu dari minyak sayur sehingga jadinya kress dan renyah.

Nah kenapa saya pilih Chui Kao So untuk dibuat bersama anak? Karena Chui Kao So adalah salah satu kue kering yang mudah banget cara membuatnya, nggak perlu mengeluarkan mixer, cuma diaduk-aduk aja dengan spatula. Nggak perlu cetakan aneh-aneh, nggak perlu dibentuk rumit juga. Cukup dibulat-bulatkan terus ditekan dengan jempol, oles kuning telur, tabur wijen, panggang sebentar, jadi. Sesederhana itu. Inti dia resepnya.

GF Chui Kao So

Bahan:
180 gr @ladanglima.id All Purpose Cassava Flour
55 gr coconut sugar
100 ml minyak goreng kelapa
1 btr kuning telur ayam kampung organik
50 gr butter margarin
1/4 sdt baking powder
1/4 sdt garam Himalaya
1/2 sdt soda kue
2 sdm air

Olesan:
1 btr kuning telur ayam kampung organik + 1 sdm minyak goreng kelapa, aduk rata

Topping:
Wijen hitam & wijen putih secukupnya

Cara Membuat:
•Campur soda kue dan air, aduk rata.
•Dalam bowl, masukkan tepung mocaf, coconut sugar, minyak goreng kelapa, butter margarin, baking powder dan garam, aduk rata.
•Masukkan 1 sdm campuran soda kue dan air, aduk rata hingga bisa dipulung.
•Bulat-bulatkan adonan seukuran 1 sdt takar, letakkan di loyang yang sudah dioles margarin/ dialasi kertas roti, tekan dengan jempol hingga agak pipih dan melebar, lakukan hingga habis.
•Oles permukaan dengan bahan olesan, taburi wijen.
•Oven dengan suhu 175’ C selama 20 menit/ hingga matang kecoklatan.
•Angkat, dinginkan di rak kawat, simpan dalam stoples kedap udara.

Gimana? Gampang banget kan? Kalau anaknya sudah agak dewasa, mungkin malah bisa masuk ke semua prosesnya, artinya mulai nimbang, ngadon dan nyetak, si anak bisa ikutan. InsyaAllah seru. Semoga dengan membuat kue kering Chui Kao So bisa membantu menumbuhkan kepercayaan diri anak kalau dia bisa menghasilkan ‘sesuatu’ juga dari dapur ibunya. Sesuatu yang mungkin jarang banget dia lakukan selama sekolah.

Kalau anaknya masih balita atau bahkan batita banget, kayak anak saya, bisa masuk di step ngadon diawal pas ngaduk atau oles kuning telur dan atau tabur wijen, dijamin anaknya pasti udah Happy banget, berasa udah bisa bikin kue Full dari awal ๐Ÿ˜† Jangan lupa lihat juga ekspresi nggak sabarannya anak-anak buat nungguin kue buatannya jadi, asli, seru banget, gemeeesss...

Oh iya, karena saya dan anak saya memiliki beberapa alergi dan intoleran terhadap beberapa bahan kue, maka saya buat Chui Kao So versi gluten free dan refined sugar free agar sedikit lebih ramah di tubuh saya dan anak saya. InsyaAllah nggak banyak merubah rasa. Justru mungkin lebih enak karena coconut sugar ada rasa gurih-gurihnya sedikit, nggak seperti manis gula pasir yang manis banget. 


Untuk resepnya tetep pakai resepnya Mb @riyasirmadona via @bundnina_kitchen, junjungan saya soal masak-masakan dan bikin kue.

Resep asli pakai tepung terigu protein sedang atau rendah ya, jadi kalau mau bikin versi tepung terigu, silakan ganti tepungnya jadi 200 gr tepung terigu dan 75 gr gula halus atau gula pasir. Konversi tepung dan gula yang saya gunakan lebih rendah karena masa jenis asli Cassava Flour atau tepung mocaf yang lebih berat daripada tepung terigu sehingga perlu dikurangi paling nggak 10% nya untuk memiripkan hasilnya. Karena konversi tepung dikurangi maka konversi gula juga ikut saya kurangi agar nggak terlalu manis. 

Rasanya gimana? Enak doooong... gurih... renyah. Saya belum pernah makan Chui Kao So versi aslinya yang pakai tepung terigu ya, jadi nggak bisa ngasih komentar apa-apa. Tapi biasanya nggak ada perbedaan yang signifikan untuk soal rasa kalau dari substitusi antara tepung terigu dan tepung mocaf. Biasanya kadar manisnya aja yang sedikit berbeda dan sedikit legit kalau memakai tepung terigu, sedangkan tepung mocaf lebih plain aja.

Kurang lebih gitu ya... yuk seru-seruan membuat Chui Kao So dirumah bareng si kecil. Buat kenangan di memori si kecil bahwa #dirumahaja juga bisa seru bareng ibunya ๐Ÿ˜Š




Salam,




Lisa.

3 komentar: