Dua minggu lalu saya dan suami berkesempatan jalan-jalan ke
Sumatera Barat, dengan berbekal GPS dari smartphone, sampailah kami pada
beberapa objek wisata yang membuat kami menyadari betapa indahnya Indonesia,
negeri yang kami tinggali. Maklum, ini beru pertama kalinya kami mengunjungi
Sumatera Barat. Propinsi kedua di Pulau Sumatera yang kami kunjungi setelah
Pekanbaru.
Idenya muncul karena suami saya lelah dan jenuh bekerja
setiap hari, Subuh harus sudah mandi dan bersiap-siap, pulang saat adzan Magrib
berkumandang, membuatnya ingin berlibur dan sekalian menghabiskan jatah cuti
tahunan 2014. Jadilah kami mulai mencari-cari ide kemana kami akan melakukan
perjalanan kami. Kemudian muncullah ide Sumatera Barat.
Alhamdulillahirabbil’alamin, atas limpahan rezeki-Nya yang tidak pernah putus
pada kami, memberikan rezeki penginapan gratis di daerah Bungus – Padang,
melalui teman kantor suami,membuat kami semakin semangat untuk berangkat
1. Bukittinggi
Kota pertama
yang akan kami kunjungi adalah Bukittinggi. Apa objek wisata yang ada di
Bukittinggi? Kami pun juga tidak tahu. Seperti yang sudah kami katakan di awal,
bahwa kami hanya berbekal GPS Smartphone dan Google sebagai pemandu wisata dari
kota-kota yang akan kami kunjungi sambil berharap masih terjangkau sinyal,
paket smartphone dan baterai yang masih on.
Setelah menempuh perjalanan panjang dari
kota Duri, Riau, tempat tinggal kami, akhirnya kami sampai di kota Bukittinggi.
Menurut hasil searching, yang paling terkenal adalah Jam Gadang, maka yang kami
cari pertama kali ketika sampai di kota Bukittinggi adalah dimana keberadaan
Jam Gadang ini. Tapi GPS menunjukkan performa yang kurang baik kala itu hingga
kami pun tersesat, hahahaha
Kelemahannya
adalah GPS tidak akan tahu kalau jalan itu adalah satu arah, tidak boleh
dilewati mobil pada saat itu ataupun sudah ditutup oleh pemerintah setempat.
Dan kami berputar-putar mengelilingi jalan yang sama berkali-kali. Dengan
kondisi suami yang lelah menyetir 8 jam, dan perut kami yang mulai lapar, kami
putus asa dan memutuskan untuk mencari hotel terdekat untuk beristirahat
sejenak.
Selesai Sholat Magrib kami berangkat lagi
untuk mencari jawaban dari rasa penasaran kami, kali ini kami akan bertanya
dulu di resepsionis, hehehe
Jam Gadang
Jam Gadang terletak di pusat Kota
Bukittinggi, terdapat semacam alun-alun tempat pusat keramaian kota dan
ditengahnya berdiri megah, Jam Gadang.
Inilah landmark Kota Bukittinggi.
Jam Gadang - Bukittinggi, Sumatera Barat |
Sssttt, kami baru sadar setelah
menemukannya, bahwa jalan ini kami lalui saat sampai di kota Bukittinggi,
antara lelah dan semangat yang membuat kami tidak sadar bahwa kami telah lewat
didepannya siang tadi, hehehe
Wisata Taman Panorama
Alhamdulillah, tanpa kami sadari, kami
menginap di depan beberapa objek wisata di Bukittinggi yaitu Taman Panorama,
Lobang Jepang dan Museum Perjuangan. Mungkin bisa jadi referensi teman-teman
kalau berkunjung di Bukittinggi. Kami menginap di Hotel Gran Malindo, Jl.
Panorama no. 30 Bukittinggi.
Taman Panorama - Bukittinggi |
Wisata Taman Panorama terletak di jalan
Panorama di depan hotel tempat kami menginap, Gran Malindo, yang dapat ditempuh
dengan jalan kaki. Wisata Taman Panorama menyuguhkan wisata pemandangan
keindahan alam Bukittinggi yang sayang untuk dilewatkan.
Tourism Map Bukittinggi |
Lobang Jepang
Terletak satu pintu dengan Wisata Taman
Panorama, terdapat Lobang Jepang. Menurut cerita yang kami dengar, Lobang
Jepang ini digunakan oleh Jepang untuk melakukan kegiatan pengintaian.
Sayangnya kami tidak masuk ke dalamnya karena terbatasnya waktu yang kami
miliki.
Pintu masuk Lobang Jepang |
Denah Lobang Jepang |
2.
Pasir Putih Bungus - Padang
Terletak di daerah Bungus, Padang, sekitar
2 jam dari Pusat kota Padang. Seperti yang sudah saya ungkapkan di awal bahwa
kami mengunjungi Bungus atas rekomendasi teman kantor suami saya yang sekaligus
memberikan fasilitas menginap gratis di bungalow milik saudaranya. Namanya juga
gratis, langsung tancap gas hheehhe
Pasir Putih Bungus - Padang |
Sunset - Pasir Putih Bungus - Padang |
Sunset - Pasir Putih Bungus - Padang |
Nightview - Pasir Putih Bungus - Padang |
Chavery Beach Hotel, Bungus, Padang,
Sumatera Barat
Hotel yang langsung menghadap ke laut, jadi
kami bisa menikmati sunset dari hotel tempat kami menginap.
3.
Padang
Keesokan harinya kami pamit pada pemilik
hotel dan melanjutkan perjalanan ke pusat kota, Kota Padang. Minimnya
pengetahuan kami tentang kota-kota yang akan kami kunjungi membuat kami selalu
manggantungkan perjalanan kami pada GPS dan Google. Dan akhirnya inilah objek
wisata yang akan kami kunjungi di kota ini.
Museum Adityawarman
Sayang, kami tidak dapat masuk ke dalam
museum saat itu karena museum sedang tutup, ada acara yang sedang berlangsung
di depannya. Tapi kami bisa masuk lewat pintu belakang yang tidak terkunci,
hehehhe
untuk foto-foto pastinya
untuk foto-foto pastinya
Kami sempat ditegur satpam, tapi setelah
suami saya menjelaskan, akhirnya ya nggak apa-apa, hehehehe
Scarf by All's scarf | Flower Blazer by Details | HANA Bags | Velvet Skirt by Moshaict | Shoe by Colette
Miniatur Makkah terletak di Lubuk Minturun,
Padang. Lokasi Miniatur Makkah tidak terdeteksi melalui Google Map, tapi kami
dapat menemukannya dengan keyword Lubuk Minturun dan bertanya kepada penduduk
sekitar.
Miniatur Makkah adalah lokasi yang paling
membuat saya penasaran, seperti apa tempat yang disebut sebagai Miniatur Makkah
ini, karena kami memang belum pernah ke rumah ALLAH swt. Menurut informasi yang
kami baca , tempat ini merupakan proyek pribadi dari haji Nuril Zakir dan
keluarga. Niat pendirian ini sekaligus sebagai perayaan ulang tahun pernikahan
mereka yang ke 30. Pembangunan Asrama ini dimulai pada tanggal 13 Desember
2000, selesai pada tanggal 8 September 2001.
Di pintu gerbang masuk ke lokasi ini
terdapat tugu Alquran raksasa. Di depan lokasi terdapat prasasti yang
menyebutkan pendiri Miniatur Makkah ini. Masuk ke dalam bangunan berbelok ke
sebelah kiri terdapat Masjid Nurzikrillah dengan miniatur Ka’bah di dalamnya.
Masjid ini selain digunakan untuk beribadah juga digunakan untuk manasik haji.
Masjid Nurzikrullah dibuka hanya pada waktu shalat.
Jembatan Siti Nurbaya adalah jembatan
sepanjang 60 meter yang menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya
(tempat Siti Nurbaya dimakamkan). Membentang gagah di Muara Batang Arau.
Menurut informasi yang kami peroleh, jembatan ini terlihat cantik bila senja
menjelang. Pijar mercuri, sepoi angin pantai, dan lampu-lampu kapal yang mulai
dinyalakan menambah romantis suasana. Sayangnya kami hanya bisa mengunjungi
saat malam hari.
Air
Terjun Lembah Anai terletak di tepi
Jl. Raya Padang – Bukittinggi, Padang Panjang. sehingga teman-teman
tidak mungkin untuk tidak terpesona ketika melintasi jalan ini, dari
Bukittinggi ke Padang ataupun sebaliknya. Jadi, sempatkan untuk berhenti
sejenak walaupun hanya 15 menit untuk foto, heheheehe
Wisata Lembah Harau terletak di Kabupaten
Lima Puluh Kota, Payakumbuh. Kami paksakan mampir ke Payakumbuh untuk menikmati
pemandangan alam Lembah Harau yang mempesona. Saya sangat menyukai film.
Berkunjung ke Lembah Harau mengingatkan saya akan film-film fiksi yang biasanya
saya tonton. Rasanya seperti berada di lokasi pembuatan film Jurassic Park atau
film-film sejenisnya yang memiliki pemandangan serupa. Dan ini ASLI, ini
INDONESIA.
Untuk penginapan yang tersedia di sana
adalah semacam Home Stay dan sepertinya pemerintah setempat kurang memberikan
perhatian pada objek wisata ini, karena fasilitas pendukungnya saya nilai
kurang atau mungkin saya saja yang merasa begitu. Who knows?!
Untuk menginap di sekitar Lembah Harau saya
sarankan beramai-ramai dengan keluarga atau dengan beberapa pasang teman, karena kalau cuma berdua seperti kami, rasanya kurang menyenangkan, kurang ramai dan jujur
saya takut. Berada di antara lembah-lembah yang tingginya mencakar langit,
sebagai umat manusia yang berada di antaranya, saya merasa Subhanallah, takjub,
kagum dengan karya alam Allah swt. Seraya berucap syukur Alhamdulillah saya dan
suami diberi kesempatan untuk menyaksikan maha karya Allah swt yang tiada
siapapun yang dapat menandinginya. Allahu Akbar.
Bambu Hotel
Karena ketakutan saya untuk menginap di home stay yang berlokasi di Lembah Harau, akhirnya kami kembali ke kota untuk mencari hotel atau penginapan yang lebih dekat dengan keramaian. Kami berkunjung bukan pada saat musim liburan sehingga home stay dan wisata di Lembah Harau sangat seeepiii, membuat saya takut berada di antara lembah-lembah yang menjulang tinggi. hehhehe
Setelah berkeliling dengan mengandalkan GPS yang ternyata saat itu tidak bekerja maksimal atau mungkin memang minimnya hotel di Payakumbuh, akhirnya kami sampai di salah satu hotel yang mungkin bisa jadi referensi teman-teman yang singgah di Payakumbuh. Kami menginap di Bambu Hotel yang terletak di jl. Prof. HM Yamin SH No. 23, Payakumbuh.
Ada yang unik dari hotel yang kami singgahi, hotel ini dibangun di atas kolam-kolam ikan. Suasana sangat sejuk dan indah di pagi hari. Ikan yang dipelihara bermacam-macam dan besar-besar. jadi pemandangan pagi yang indah. Jadi terbayarkanlah berjam-jam mengandalkan GPS yang tidak tepat kala itu
Bambu Hotel - Payakumbuh |
Bambu Hotel - Payakumbuh |
Kelok Sembilan terletak di Jl. Raya
Bukittinggi – Payakumbuh, sehingga tidak mungkin untuk tidak melewati jembatan
ini. Jembatan ini dibangun untuk mempermudah jalan kendaraan bermotor. Karena
terletak diantara lembah dan gunung, untuk mengurangi ketinggian jalan dan mempermudah
jalannya kendaraan, jembatan ini dibuat berkelok-kelok. Kalau kita lewat
dibawahnya, banyaknya kelok jembatan tidak akan terlihat, tapi ketika kita
sampai di atas, pemandangan jembatan yang berkelo-kelok ini jadi terlihat
indah.
PLTA Kota Panjang 114 MW
Tidak banyak yang saya tahu dari PLTA Kota
Panjang, hanya saja PLTA ini memiliki panorama alam yang indah dengan latar
deretan bukit-bukit yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan. Jadi sayang untuk
dilewatkan begitu saja, begitu juga dengan saya yang gatal banget buat sekedar
foto, heheheh
PLTA Kota Panjang |
Sumber informasi: