Bismillahhirrahmannirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh...
Sudah positif hamil ya…
Alhamdulillah… Program kehamilan yang saya dan suami saya ikuti berhasil di FET
kedua. Bagaimana rasanya? Seneng banget dong… nggak bisa ungkapkan dengan
kata-kata pokoknya. Maunya senyum-senyum aja, rasanya nggak sabaran buat
kontrol kehamilan, nggak sabaran ngintip si Adek via USG, sudah sebesar apa,
tumbuh dan berkembang seperti apa. MasyaAllah. Subhanallah. Nggak terasa
tahu-tahu sudah berada di tahap ini. Kadang pun kami masih nggak menyangka
Allah Subhanahu Wa Ta’alaa begitu baiknya pada kami, begitu sayangnya pada kami
sehingga meluluskan kami dari ujian memperoleh keturunan lebih cepat dari
pasien-pasien lain, dari pasutri-pasutri lain yang mungkin saja ujiannya lebih
berat, mungkin saja memulai programnya lebih dulu dan mungkin saja diminta
untuk menunggu lebih lama dibandingkan dengan kami. Subahanallah wal
hamdulillah. Inilah yang selalu melecutkan semangat kami untuk selalu bersyukur
dan bersyukur atas segala ujian Allah Subhanahu Wa Ta’alaa untuk kami.
Terus sekarang gimana? Apa nih
langkah selanjutnya?
Nah, masuk ke Trimester pertama
(TM1) ya, kehamilan masih di tahap awal banget, masih rentan, masih rawan
banget dan masih harus selalu berhati-hati dengan apapun yang dimakan, diminum
dan dilakukan. InsyaAllah perjalanan masih panjang, semoga dilancarkan
segalanya. Aamiin… Aamiin… Ya Rabbal ‘Alamin…
Di TM1, pada usia kehamilan saya
10 minggu, saya dirujuk untuk melakukan tes USG 4D di usia 12 minggu, dua
minggu dari kontrol kami sebelumnya, ke dokter kandungan subspesialis
fetomaternal, dr. R. Aditya Kusuma, SpOG fetomaternal (@janin_sehat).
Apa sih USG 4D itu?
Kalau menurut saya, versi bahasa
sederhana saya, karena saya juga awam banget, baru belajar dan nyari infonya
ketika mengalami sendiri. USG 4D adalah USG yang bisa meneliti lebih jauh
tentang janin, pertumbuhan dan perkembangan janin, deteksi kelainan dini yang
mungkin timbul pada janin, bahkan bisa mendeteksi apapun se-detail-detail-nya tentang janin sejak
dini, sebagai langkah awal untuk mempersiapkan kehamilan. Sehingga sekali
periksa untuk USG 4D minimal adalah setengah jam ya, lama, saking banyaknya
yang perlu diteliti dan diperiksa untuk menunjukkan pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Kalau versi peralatannya, mirip
banget sama USG biasa yang USG Abdomen ya (entah itu 2D atau 3D), hanya saja
monitor dan keybord-nya lebih gedhe
dengan tombol-tombolnya lang lebih banyak dan lebih rumit, macem-macemlah.
USG-nya dilakukan via abdomen ya,
atau dari perut, tapi di TM2 saya pun pernah menjalani USG transvaginal juga di
dokter Adit untuk mendeteksi mulut rahim saya adakah kemungkinan untuk
kelahiran premature. Sampai se-detail itu, betapa canggihnya dunia
kedokteran sekarang ini. Subahanallah.
Apa saja yang diperiksa di USG 4D?
SEMUA. Mulai dari otak, tulang,
organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru, ginjal, kepala, tengkorak,
kemungkinan kelamin, detak jantung, aliran nutrisi, dll, semuanya pokoknya.
Jadi, bukan asal-asalan ataupun gegayaan orang tuanya yang mau ngintipin wajah
anak ataupun kepo sama kemungkinan jenis kelamin anak ya, tapi memang
diperlukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dan prosedur ini
hanya bisa dibaca oleh dokter-dokter yang memiliki subspesialis di bidang ini.
Saya juga baru tahu setelah
mengalami sendiri bahwa sebenarnya pemeriksaannya lebih kompleks dan lebih men-detail. Sementara kabar yang beredar di
luar sana, dari orang-orang awam seperti saya, dulu menganggap bahwa USG 4D
adalah hanya untuk gegayaan orang tua yang pengen ngintipin wajah bayinya
ketika USG 4D dilakukan di TM3, sementara jika dilakukan di TM1, orang tua bisa
mengetahui lebih awal kemungkinan jenis kelamin janin dengan persentase kebenaran
sekitar lebih dari 80%. Dilihatnya dari mana? Kan biasanya kemaluannya belum
tumbuh atau bahkan belum terbentuk di TM1. Nah, disini letak kecanggihannya,
kemungkinan jenis kelamin ini bisa diketahui dari pengukuran sudut tulang
belakang dan tulang kelamin janin. Jika besarnya < 45’ maka kemungkinan
jenis kelamin janin adalah perempuan, begitu juga sebaliknya, jika besarnya
sudut yang terbentuk besarnya > 45’ maka kemungkinan jenis kelamin janin
adalah laki-laki.
Dimana melakukan USG 4D? Ke dokter siapa?
Saya melakukan USG 4D atas
rujukan dari dokter Nando, dokter yang merawat saya dari awal saya mengikuti
program kehamilan, ke dokter R. Aditya Kusuma, SpOG Fetomaternal (@janin_sehat)
yang praktek di RSIA Bunda Jakarta. Jadi USG 4D-nya bukan atas kemauan saya
sendiri ya, tapi memang karena rujukan dokter Nando. Beruntungnya kami bertemu
dengan dokter seperti dokter Nando yang begitu teliti dalam menangani setiap
pasien-pasiennya, termasuk kami.
Berapa biaya USG 4D?
Biaya USG 4D lebih mahal ya dari
USG Abdomen atau USG Transvaginal biasa. Tepatnya berapa saya agak lupa.
Soalnya saya selalu pakai asuransi dari kantor suami saya pasca saya dinyatakan
positif hamil, jadi saya nggak tahu berapa tepatnya untuk biaya cek USG 4D
untuk kehamilan singleton seperti
saya. Tapi, setiap cek USG 4D kami selalu ditagih untuk kelebihannya sekitar
Rp. 400.000,00 dari total Rp 1.600.000,00 – 1.700.000,00 sekian.
Untuk kehamilan kembar dua, tentu
lebih mahal ya, karena janin yang diperiksa ada dua. Kalau nggak salah dari ig
Mb Vega habis Rp 2.600.000,00 untuk sekali cek USG 4D. Untuk kehamilan triplets
tentu lebih mahal lagi.
Di USG 4D diapain aja?
USG 4D sama dengan USG Abdomen
ya, peralatannya sama, cuma bedanya dia bisa mendeteksi dan memeriksa lebih
kompleks dan lebih detail apapun
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Jadi USG-nya ya dilakukan di abdomen
atau perut pasien dan kita diminta untuk buang air kecil dulu sebelum masuk ke
ruang pemeriksaan. Untuk apa? Ya karena di USG ini agak ditekan-tekan ya perut
kita sementara untuk USG biasa tidak sampai ditekan-tekan, biar nggak terasa
kebelet pipis atau ngompol saat diperiksa. Kenapa harus ditekan-tekan? Nah ini,
karena ukuran janin di TM1 dan TM2 tergolong masih kecil ya, sementara ruang
tumbuhnya masih sangat besar ataupun luas, sehingga biasanya janin akan bebas
bergerak. Kebebasan bergerak janin ini tentu agak menyulitkan dokter untuk
mengukur dan memeriksa janin. Seperti janin saya yang agak bandel, susah diukur
dan diperiksa baik di TM1 maupun di TM2 karena si Adek ternyata muter-muter,
malu-malu, dsb sehingga pemeriksaan jadi tambah lama. Antara lucu, nggemesin
tapi bikin geregetan juga. Hehehe. Maaf ya dok… J
Apa pentingnya USG 4D?
Saya juga baru tahu informasi
soal USG 4D ini ketika kami mengalami sendiri, membaca-baca dari berbagai
sumber tentang seberapa pentingnya USG 4D dan apa gunanya pemeriksaan USG 4D
ini. Sekarang saya tuliskan di post
ini sebagai catatan saya dan sebagai informasi juga untuk teman-teman,
mbak-mbak, ibu-ibu, para calon orang tua, semoga bermanfaat.
Di TM1, pada usia kehamilan 11-14
minggu, USG 4D dapat mengidentifikasi kelainan hingga 85%. Kelainan yang
dimaksud adalah kelainan pada kromosom, down
syndrome atau mendeteksi kelainan jantung bawaan dini. Resiko janin terkena
down syndrome dapat dilihat dari
tebal Nuchal Transflucency pada
tengkuk bayi. Kalau kehamilan beresiko lebih lagi akan disarankan untuk
melakukan tes NIPT. Jadi sekali lagi saya tekankan bahwa prosedur ini bukan
gegayaan orang tuanya mau lihat wajah anaknya ya, tapi memang ini diperlukan
dan hanya bisa dibaca oleh dokter yang sub spesialisnya di bidang ini.
Apa sih kromosom itu? Mengapa dibutuhkan jumlah kromosom yang seimbang?
Nah, kita belajar sama-sama ya,
kalau masih inget pelajaran Biologi pada saat duduk di bangku SMA, maka
penjelasan yang saya dapat ini tentu mudah untuk di pahami. Semasa kehamilan
jarang sekali kita mencoba mengenal atau mempelajari kromosom, termasuk saya,
padahal kromosom adalah hal yang paling krusial dalam pembentukan dan
perkembangan janin. Kromosom merupakan benang-benang yang terdapat di dalam nucleus atau inti sel. Kromosom terdiri
dari DNA dan protein dari kedua orang tua.
Kromosom yang normal berjumlah 46
kromosom, 23 kromosom bawaan dari sang ibu dan 23 kromosom bawaan dari sang
ayah. 2 kromosom dari 46 kromosom membawa DNA gender atau jenis kelamin bayi, yaitu kromosom X (perempuan) dan
kromosom Y (laki-laki). Sehingga pada umumnya jumlah kromosom seorang laki-laki
adalah 46XY dan kromosom perempuan adalah 46XX.
Kromosom inilah yang menyatukan
gen orang tua ke anak. Kromosom ini membawa DNA yang bisa berupa warna kulit,
warna mata, tinggi badan, dll. Dibutuhkan jumlah kromosom ayah dan ibu yang
seimbang untuk sebuah kelahiran yang sehat. Kelebihan atau kekurangan satu
kromosom disebut sebagai Abnormalities
Chromosome yang dapat menyebabkan beberapa syndrome seperti Down
Syndrome (Trisomi 21), Edward
Syndrome (Trisomi 18) atau Patau
Syndrome (Trisomi 13).
Apa saja yang termasuk dalam Abnormalities
Chromosome?
Seperti yang sudah saya tuliskan
sebelumnya kalau di TM1, pada usia kehamilan 11-14 minggu, USG 4D dapat
mengidentifikasi kelainan hingga 85%. Kelebihan atau kekurangan satu kromosom
disebut sebagai Abnormalities Chromosome
yang terdiri dari Down Syndrome
(Trisomi 21), Edward Syndrome
(Trisomi 18) atau Patau Syndrome
(Trisomi 13)(sumber: @cordlifeindonesia).
Down Syndrome (Trisomi 21)
Down Syndrome (Trisomi 21) adalah kelainan kromosom yang terkait
dengan kecacatan intelektual, tampilan wajah yang khas dan kelemahan otot pada
masa bayi. Kelainan ini terjadi pada 1 dari 800 kelahiran. Tingkat kecacatan
intelektual bervariasi dari yang ringan hingga sedang. Orang dengan sindrom Down Syndrome dapat lahir dengan
berbagai masalah kesehatan seperti kelainan jantung atau kelainan pencernaan.
Mereka juga memiliki resiko untuk mengalami gastroesophageal reflux, celiac
disease, hipotiroidisme, masalah pendengaran dan penglihatan, leukemia dan
penyakit Alzheimer. Down Syndrome
disebabkan oleh adanya 3 salinan kromosom 21 (trisomi 21) dan bukan 2 salinan
seperti biasanya. Kondisi ini umumnya tidak menurun. Pengobatan akan berfokus
pada gejala tertentu yang ada pada setiap orang.
Edward Syndrome (Trisomi 18)
Edward Syndrome (Trisomi 18) adalah kelainan kromosom yang ditandai
dengan adanya 3 salinan kromosom 18, bukan dua salinan seperti biasanya.
Kelainan ini terjadi pada 1 dari 6.000-8.000 kelahiran. Tanda dan gejala
meliputi kecacatan intelektual yang berat, berat badan kurang saat lahir,
bentuk kepala kecil dan tidak normal, rahang dan mulut kecil, tangan mengepal
dengan jari yang tumpang tindih, cacat jantung bawaan dan berbagai kelainan
organ lainnya.
Trisomi 18 adalah kondisi yang
mengancam nyawa, banyak orang yang mengalami kelainan ini meninggal sebelum
kelahiran atau di bulan pertama kehidupannya. Beberapa anak dapat bertahan
sampai usia remaja mereka, namun disertai dengan masalah medis dan perkembangan
yang serius. Sebagian besar kasus tidak menurun.
Patau Syndrome (Trisomi 13)
Patau Syndrome (Trisomi 13) adalah kelainan kromosom yang ditandai
dengan adanya 3 salinan kromosom 13 di sel tubuh, bukan 2 salinan seperti
biasanya. Kelainan ini terjadi pada 10.000-16.000 kelahiran. Pada beberapa
orang yang mengalami kelainan ini, hanya sebagian sel yang mengandung ekstra 13
(disebut mosaic trisomi 13), sedangkan sel lainnya mengandung pasangan kromosom
normal.
Trisomi 13 menyebabkan kecacatan
intelektual yang berat dan banyak kelainan fisik seperti cacat jantung bawaan,
kelainan otak atau sumsum tulang belakang, mata yang sangat kecil atau kurang
berkembang (microphthalmia), jari tangan atau kaki berlebih, bibir sumbing
dengan atau tanpa sumbing langit-langit mulut dan otot lemah (hypotonia).
Sebagian besar kasus bukanlah kelainan turunan namun merupakan hasil dari
pembentukan telur atau sperma yang tidak sempurna pada orang tua sehat.
Oleh karena berbagai kondisi
media berat yang dialami, banyak bayi dengan trisomi 13 tidak dapat bertahan
melebihi beberapa hari atau minggu.
Semua kelainan kromosom ini dapat
di deteksi dengan screening NIPT (Non-Invasive Prenatal Test) pada
masa kehamilan. NIPT ini akan menganalisis DNA bebas sel di dalam darah ibu
untuk mendeteksi apakah janin memiliki kelianan kromosom.
Apa penyebab kelebihan atau kekurangan kromosom?
Penyebab kelebihan atau
kekurangan kromosom sendiri pada umumnya adalah karena adanya keabnormalan yang
terjadi saat pemecahan sel di dalam tubuh (cell
division). Kita tahu bahwa tidak ada hal yang kebetulan di dunia ini, tentu
sudah merupakan takdir atau rencana Allah Subhanahu Wa Ta’alaa untuk
orang-orang yang terpilih sebagai orang tua dan anak-anak yang memiliki
kekhususan tertentu. Jadi bukan karena keturunan ataupun kesalahan pihak orang
tua, murni karena some people are too
special sehingga cerita mereka dapat memberkati banyak orang. Walaupun ada
kepercayaan dan chance bahwa orang
tua yang ‘special’ di salah satu atau
keduanya akan mendapatkan anak-anak yang special
kalau dilihat dari ilmu genetika. Dan lagi, USG 4D adalah bagian dari
serangkaian tes yang harus kita sadari bahwa USG tidak bisa meng-cover keseluruhan genetic syndrome yang mungkin muncul. Kita hanya berusaha, apa yang
akan terjadi nanti, tetap berdasarkan takdir Allah Subhanahu Wa Ta’alaa yang
Maha Merencanakan segala sesuatu.
Apa pentingnya mengenal kromosom saat kehamilan?
Menurut saya penting banget untuk
mengenal kromosom semasa kehamilan sebagai pengingat bagi para orang tua dan ibu
hamil khususnya.
1. Don’t worry too much. In the end, kita
harus berserah dan berdoa pada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa yang Maha Mengatur Segalanya.
Meminta diikhlaskan dan dikuatkan jika ujian itu datang kepada kita.
2. Don’t judge the people with syndrome.
Melihat anak-anak yang mungkin terlihat ‘berbeda’ dari anak biasa bukan berarti
mereka aneh. Mereka memiliki kesempatan yang sama, they are not contagious, they’re smile is though. Karena terkadang kita
sendiri sudah berpikiran macam-macam saat melihat hal seperti itu ada di depan
kita, tanpa tahu bagaimana asal-usulnya, penyebabnya dan seberapa struggle orang tuanya untuk merawat.
3. Banyak-banyak
bersyukur jika saat hari ini kita dan anak kita diberikan kesehatan. Karena
kesehatan adalah berkah yang diharapkan oleh setiap orang tua. Be grateful and emphathyze.
Berapa kali USG 4D dilakukan selama masa kehamilan?
Kalau soal ini tergantung dari
dokter yang merawat ya. Pada umunya disarankan untuk melakukan USG 4D 2-3 kali
selama kehamilan. Sedangkan yang saya alami, saya dirujuk untuk melakukan USG
4D sebanyak 2x oleh dokter Nando, di TM1 dan TM2.
Apa fungsi screening USG 4D
di TM2?
USG 4D di TM2 dilakukan di usia
kehamilan 20-22 minggu untuk mendeteksi ketidaknormalan pertumbuhan dan
perkembangan bayi (anomaly scan)
sebagai tindak lanjut dari USG 4D di TM1. Ketidaknormalan yang dimaksud adalah
cacat bawaan mayor dan pembuat kelainan kromosom.
Apa saja yang diperiksa? Kurang
lebih sama dengan yang diperiksa di TM1, SEMUANYA. Dokter yang bertugas akan
memeriksa kembali bagaimana pertumbuhan dan perkembangan setiap organ dalam
tubuh bayi di TM2 sehingga lama waktu pemeriksaan pun kurang lebih sama dengan
pemeriksaan USG 4D di TM1.
Sebelum melakukan USG 4D, kita
juga akan diperiksa dengan USG transvaginal untuk melihat adakah kemungkinan
kelahiran premature. Jika panjang
services lebh dari 25 mm maka dikatakan si calon ibu berada dalam resiko rendah
untuk memiliki kelahiran bayi premature.
Kira-kira begitu ya, informasi
yang saya dapat soal USG 4D. Semoga bisa memberikan pengetahuan baru untuk para
calon ibu dan calon orang tua diluar sana agar nggak salah paham lagi kalau
diminta untuk melakukan USG 4D oleh dokter yang merawat. Daaannn… sampai jumpa
di next post… J
Salam,
Lisa.