Senin, 27 April 2015

EF#16: The Onion and the Garlic


Image Source



I actually kind of having trouble writing for BEC theme this time, so my posting was at the end of the submission. Because I have problems deciding what post I will made in accordance with the theme of BEC. At the end of the new submission, I will write about fairy tales the onion and the garlic. Okay, check it out.

Who does not know the story of the onion and the garlic? The story is very well known throughout the country. Stories the onion and the garlic are included in the category of fairy tale where the old fairy tale is a form of literature that tells the story of an extraordinary occurrence that full imaginary (fiction) is considered by the community something that does not really happen.

Fairytale the onion and the garlic are grown in Indonesia if we remember again, the story is very similar to that developed in the Cinderella fairy tale world. Both fairy tale the onion and the garlic and Cinderella tells of a girl who must live with his step mother and siblings because her father had died. From there the garlic or Cinderella received a lot of help or magic that helped her survive the mother and stepsister were evil. At the end of the story, both are equally married by a young man who was kind and richer who falls in love with beauty and kindness the garlic or Cinderella.

The fairy tale teaches us to always do well to anybody, regardless of whether others are also good or bad to us.
Because every action whether it be good or bad will return to the act. In accordance with the maxim, who sow then he will reap.


Okey, that’s all. Here is my submission, where’s yours?

Sabtu, 25 April 2015

FF7: Truly for Paul




Hari jumat minggu lalu, saya berkesempatan mengunjungi ibukota karena ada pekerjaan suami yang harus diselesaikan di kantor pusat. Saya senang sekaligus sedih, senangnya karena kami sudah lama tidak mengunjungi ibukota, kurang lebih satu tahun lamanya. Sedihnya, keberangkatan kami sangat mendadak, sehingga ada beberapa barang yang tertinggal dan tidak sempat terbawa. Tapi ya sudahlah, nggak mungkin kembali juga untuk mengambil.

Image Source


Pada kesempatan langka itu, kami sempatkan untuk nonton Fast Furious 7 (FF7). Yup, benar sekali, sekuel terbaru dari film Fast and Furious (2001) yang mulai tayang sejak awal April 2015. Seperti yang kita ketahui, Paul Walker, salah satu pemain utama di sekuel film tersebut meninggal dunia karena mengalami sebuah kecelakaan mobil.  Sedih rasanya. Menurut kabar yang terdapat di media,  Paul telah melakukan separuh adegan syuting untuk FF7, hanya tinggal beberapa adegan lagi hingga bagian Paul selesai, namun, takdir berkata lain, ia pergi sebelum menyelesaikannya. Sejak kecelakaan itu, dunia perfilman berduka, kehilangan seorang aktor berbakat seperti sosok Paul Walker. Dari peristiwa tersebut, sudah tentu menjadi ketidakpastian tentang film FF7. Perkiraan awal FF7 akan di launching awal Juli 2014 menjadi tertunda. Kabar lain menyebutkan, cerita mungkin berubah atau mungkin mengalami penyesuaian, mengingat salah satu pemeran utamanya tidak ada.

Diantara duka mendalam atas kepergian Paul Walker dan kabar simpang siur tentang FF7, akhirnya tanggal rilis perdana FF7 ditetapkan, awal April 2015. Para penggemar film sangat mengantisipasi penayangan FF7, termasuk saya yang juga merupakan salah satu dari sekian banyak penggemar sekuel  Fast and Furious.

Sebelum menonton film FF7, saya dan suami sempat membicarakan bagaimana nantinya jalan cerita dari FF7, apakah karakter Brian O’Conner yang diperankan oleh Paul Walker akan diakhiri melalui sebuah kecelakaan yang tidak sengaja seperti karakter Letty, tertembak atau tetap ada dengan pemeran pengganti. Di awal-awal film kami sempat berbisik-bisik, mungkin akan ada adegan Brian O’Conner meninggal dunia karena semua karakter dalam FF7 mendorong kami untuk berpikir demikian. Ternyata kami salah. Menurut sumber berita yang kami baca setelah nonton, karakter Brian O’Conner  tetap ada dan diperankan oleh adik mendiang Paul Walker dengan penyesuaian wajah dan suara secara digital sesuai dengan Paul Walker. Karakter Brian O’Conner akan dipensiunkan daripada diakhiri, sehingga film dapat dikembangkan di kemudian hari tanpa beliau. 

Sepanjang film diputar, saya terus penasaran, bagaimana karater Brian O’Conner akan diakhiri. Saya jadi kurang menikmati filmnya saking tegang dan penasarannya saya, hehehe.

Sejak awal film diputar, semua karakter utamanya terlihat begitu melindungi Brian O’Conner dan terlihat ingin memberikan apa saja kepadanya dengan alasan akan pensiun untuk menjadi ayah dan membangun sebuah keluarga dengan istrinya. Semua karakter memperlihatkan ekspresi bahwa inilah film terakhir mereka dengan memunculkan karakter Brian O’Conner. Ada ekspresi wajah yang menunjukkan mereka sangat kehilangan. Hal itu ditunjukkan juga di akhir film oleh kalimat Tej Parker kepada Roman Piarce untuk diam sejenak memperhatikan wajah bahagia Brian O’Conner bersama keluarganya ketika bermain di tepi pantai.

Sedihnya, ending film FF7 sangat menyentuh, dan mungkin bisa membuat Anda meneteskan air mata. Tapi yah memang begitulah adanya, sebuah film yang dibuat untuk mengenang Paul Walker. Selamat jalan Paul Walker.


Salam
Arlisa Jati

Kamis, 23 April 2015

Bakso Ayam



Siapa yang tidak suka Bakso? Hampir semua orang suka bakso, dari mulai anak-anak, dewasa, tua, muda, laki-laki dan perempuan, bakso disukai oleh semua kalangan dari semua umur. Kadang-kadang saya juga bingung kenapa. Untuk anak-anak bisa menjadi makanan utama, atau lauk dengan sedikit nasi, untuk orang dewasa dengan porsi makan yang besar, bakso mungkin hanya bisa dijadikan cemilan. Untuk para ibu-ibu muda, bakso adalah lauk paling gampang untuk buah hati, dengan ditambah sedikit nasi atau bubur, maka dijamin, anak-anak akan makan dengan lahap.
Bakso memiliki banyak varian berasal dari jenis penyusunnya, ada bakso daging yang terbuat dari daging sapi, bakso ayam dan bakso ikan. Kali ini, saya akan memfokuskan pembahasan pada bakso ayam. Bagaimana cara membuat bakso ayam dan apa saja bahan-bahannya? Yuk kita simak bareng-bareng

Bahan adonan bakso ayam:
250 gr daging ayam, giling atau cincang halus.
1 butir telur ayam
1 sdm tepung terigu
1 sdm tepung kanji/ sagu tani

Bumbu:
3 siung bawang putih
1/2 sdt merica
1 sdt garam

Bahan Kuah:
Kaldu ayam
1 siung bawang putih, iris tipis.
1 sdt garam
30 gr wortel, iris kecil panjang seperti korek api.
3 lembar selada air, iris kasar.

Cara Membuat:
1.       Haluskan bumbu bakso ayam, yaitu bawang putih, merica dan garam.
2.       Campur daging giling, bumbu halus dan telur. Tambahkan tepung terigu dan tepung kanji sedikit demi sedikit, secara bergantian, uleni hingga kalis dan dapat dibentuk.
3.       Bentuk menjadi bulatan sebesar sendok teh atau sesuai selera.
4.       Didihkan air, rebus bola-bola bakso hingga bakso mengapung. Tiriskan.
5.       Buat kaldu dengan menggunakan tulang ayam, tambahkan bawang putih dan garam. Didihkan.
6.       Masukkan bakso, wortel dan selada air. Masak hingga sayuran layu.
Angkat dan sajikan hangat

Bakso Ayam


Awalnya saya sempat ragu-ragu sebelum membuat, karena takut gagal. Kalau sampai gagal, sayang banget adonannya kan. Tapi saya berusaha bagaimana caranya agar enak. Alhamdulillah, enak dan suami saya suka. O iya, untuk daging ayamnya saya fileti dari tulangnya, saya cincang kecil-kecil kemudian saya blender sedikit demi sedikit. Kenapa tidak digiling di tempat penggilingan daging? Alasannya adalah pertama, saya tidak tahu dimana tempat penggilingan daging di Duri. Kedua, saya membuat bakso hanya untuk dimakan sendiri bersama suami saya, sudah pasti jumlahnya sangat sedikit, dan saya ragu tempat penggilingan mau melakukannya untuk saya meskipun dibayar. Jadilah saya menggunakan cara manual dengan menggunakan blender. Hehehhe Hasilnya cukup halus kok, nggak kalah dengan bakso yang dijual oleh penjual bakso asli. Heehehehe. Meskipun jumlahnya sedikit, usahakan untuk memblender sedikit demi sedikit ya. Karena yang kita pakai disini adalah blender, bukan gilingan daging, yang mana blender bukan dipakai untuk menghaluskan daging. Perlu sedikit demi sedikit karena daging ayam cukup berserat dan itu memberatkan blender jika dimasukkan secara sekaligus. Selanjutnya tinggal diuleni dengan bahan lain. Sebenarnya dalam bahan bakso yang saya buat terdapat susu bubuk dan pala bubuk, sayangnya saya tidak suka susu dan saya ragu untuk memasukkan pala bubuk. Sebelum merebus bakso, saya mencobanya satu atau dua buah, kemudian saya rasakan dahulu bagaimana rasanya, kalau kurang bumbu, maka saya akan menghaluskan bumbu lagi dan menguleni kembali, dan coba direbus kembali. Seperti trial and error ya, ini saya lakukan untuk mendapatkan rasa bakso yang sesuai dengan selera saya. Karena ada campuran telur, saya urung mencobanya saat mentah, jadilah saya melakukan trial and error ini. Kemudian, selada air saya ganti dengan sawi hijau. Banyak penyesuaian yang saya lakukan ketika saya memasak. Tentunya saya sesuaikan dengan selera saya dan suami, tapi penyesuaian yang saya lakukan InshaALLAh tidak akan mengurangi rasa enaknya.

Agak repot ya membuatnya? Ya begitulah, saya cuma ingin mencoba kemampuan memasak saya melalui membuat bakso sendiri. O iya, resep ini dapat diterapkan pada jenis bakso lain ya, mungkin suatu saat saya akan mencoba membuat bakso daging atau bakso ikan sendiri.

Bagaimana?

Apakah Anda cukup tertantang untuk mencoba membuat bakso sendiri dirumah?